Kopi Bah Sipit Berusia 100 Tahun dan Tetap Eksis Sebagai Kopi Legendaris Bogor
Kota Bogor – Sabtu, 26 Juli 2025 menjadi hari yang istimewa bagi para pecinta kopi dan penggemar sejarah di Bogor. Saya berkesempatan menghadiri sebuah acara yang merayakan 100 tahun perjalanan salah satu merek kopi lokal paling legendaris di kota ini—Kopi Bah Sipit. Bertempat di Auditorium Perpustakaan Umum dan Galeri Kota Bogor, peringatan ini tidak hanya menjadi perayaan rasa, tetapi juga sebuah penghormatan terhadap warisan budaya dan sejarah yang terus hidup hingga hari ini.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Kopi Bah Sipit dan Komunitas Bogor Historical Walk (BHW), yang selama ini dikenal aktif memperkenalkan sejarah kota kepada masyarakat, khususnya generasi muda. Melalui kegiatan ini, mereka berupaya menumbuhkan kembali apresiasi terhadap kopi lokal sekaligus membangkitkan kesadaran akan nilai sejarah yang terkandung dalam secangkir kopi.
Tiga narasumber dihadirkan dalam diskusi bertajuk “Sejarah Kopi Bogor & 100 Tahun Bah Sipit”, yaitu Hendy Jo (pemerhati sejarah kopi Jawa), Dr. Anggita Tresliana Suryana (peneliti BRIN yang mendalami rantai nilai kopi Indonesia), serta Nancy Wahyuni (Owner Kopi Bah Sipit). Masing-masing menyampaikan perspektif menarik tentang pentingnya kopi sebagai bagian dari sejarah dan identitas lokal.
Nancy Wahyuni mengisahkan bagaimana Kopi Bah Sipit mampu bertahan selama satu abad—melewati berbagai tantangan zaman, naik turun bisnis, hingga gelombang tren kopi modern. Namun, yang tak pernah berubah adalah semangat mempertahankan kualitas dan resep asli kopi tubruk murni yang telah diwariskan sejak 1925.
“Kami ingin generasi muda mengenal bahwa kopi bukan hanya soal gaya hidup, tapi juga sejarah panjang dan kerja keras keluarga kami serta para petani,” ujar Nancy.
Kini, Kopi Bah Sipit hadir dalam 23 varian, dengan dua andalan utama: Robusta klasik dan Arabika khas Bogor. Proses sangrai dilakukan di Tangerang, namun pengemasan dan distribusi tetap dilakukan dari markas mereka di Jalan Empang, tak jauh dari Mall BTM. Distribusinya pun telah menjangkau berbagai kota besar di Indonesia seperti Surabaya dan Pekanbaru, terutama lewat platform digital.
Anggita dari BRIN menambahkan bahwa merek-merek seperti Bah Sipit berperan penting dalam menjaga mutu dan mendorong kesejahteraan petani kopi lokal, di tengah dominasi pasar oleh produk-produk besar. Sementara itu, Hendy Jo menggarisbawahi peran kopi sebagai elemen penting dalam narasi sejarah Jawa dan Bogor khususnya.
Bagi Anggita, acara ini lebih dari sekadar perayaan kopi. Ini adalah momen untuk mengenang, belajar, dan membangun kebanggaan atas produk lokal. Kopi Bah Sipit bukan hanya bertahan—ia tumbuh, menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati dirinya. Dan di tengah gempuran globalisasi, semangat semacam ini adalah sesuatu yang patut dirayakan dan dijaga.
(Red Irwan)