Foto paling ujung kiri (Swary Utami Dewi)
TISI Gelar Roadshow “Panggung Perjuangan Penyair Merah Putih” di TIM, Angkat Isu 80 Tahun Indonesia Merdeka
Jakarta, 18 Agustus 2025 — Taman Inspirasi Sastra Indonesia (TISI) menggelar roadshow bertajuk “Panggung Perjuangan Penyair Merah Putih” di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, pada Senin (18/8). Acara ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan “Roadshow 5 Wilayah – Kepulauan Seribu” yang mengangkat tema “Membaca 80 Tahun Indonesia Merdeka.”
Kegiatan ini diisi dengan pembacaan pantun dan puisi oleh para sastrawan dari berbagai daerah di Indonesia. Selain itu, panitia juga menyelenggarakan kuis seputar tema kemerdekaan dan kebudayaan, dengan hadiah berupa uang tunai dan buku bagi para pemenang.
Sejumlah tokoh turut hadir dalam kegiatan tersebut, di antaranya Ketua TISI Octavianus Masheka, seniman Jose Rizal Manua (Jakarta), Swary Utami Dewi (Palangka Raya – Kalimantan Tengah), serta Riri Satria (Bogor) yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) RI bidang Digital, Siber, dan Ekonomi.
Menurut Swary Utami Dewi, kegiatan ini menjadi ruang ekspresi penting bagi para penyair dalam menyuarakan kegelisahan dan harapan terhadap kondisi bangsa di usia 80 tahun kemerdekaan.
“Ini adalah ekspresi para penyair tentang bagaimana Indonesia merdeka. Tadi ada puisi-puisi yang menyinggung soal kemiskinan, kelaparan, putus sekolah, hingga korupsi dan ketidakadilan hukum. Misalnya, maling ayam dipenjara sementara koruptor dibiarkan,” ujar Swary.
Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini penting untuk terus dilestarikan sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan keberagaman suara di tengah masyarakat.
“Para penyair tetap punya suara untuk bersuara. Di beberapa negara, penyair senior bahkan mendapat tunjangan sebagai bentuk apresiasi negara. Mungkin Indonesia bisa mempertimbangkan hal serupa, agar kehidupan para penyair senior lebih terjamin. Mereka bukan pebisnis, tapi penjaga nurani bangsa,” tutup Swary.
Roadshow ini rencananya akan dilanjutkan ke beberapa wilayah lain di Indonesia sebagai bagian dari upaya membumikan sastra sebagai medium refleksi dan kritik sosial dalam memperingati 80 tahun kemerdekaan Indonesia.
Red Irwan
Komentar