Bengkulu Selatan, mediapatriot.co.id — Hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian wilayah Bengkulu Selatan pada Rabu malam, 5 November 2025, sekitar pukul 20.00 WIB. Cuaca ekstrim itu menyebabkan kerusakan material di sejumlah pemukiman sekitar kawasan Pantai Pasar Bawah; beberapa rumah mengalami kerusakan atap dan tembok, sementara pepohonan tumbang menutup akses ke sejumlah tempat wisata pesisir.
Berdasarkan laporan awal dari warga setempat, angin badai datang tiba-tiba dan berlangsung singkat namun intens. “Kami tiba-tiba mendengar suara keras seperti petir dan angin melintas. Dalam hitungan menit, hujan turun sangat deras dan beberapa genteng rumah kami beterbangan,” kata salah seorang warga RT setempat yang enggan disebutkan namanya. Tidak ada korban jiwa dilaporkan hingga pagi ini, namun kerugian materiil diperkirakan cukup signifikan dan belum dapat dihitung secara total.
Sejumlah warga yang rumahnya terdampak menceritakan pengalaman panik ketika angin dan hujan menghempas permukiman. Banyak keluarga memilih mengungsikan barang-barang berharga ke bagian rumah yang dianggap paling aman. Sampai pagi tadi, beberapa rumah masih terlihat digenangi air di sekitar pekarangan akibat limpasan hujan dan tersumbatnya saluran air.
Di area wisata Pantai Pasar Bawah, pohon-pohon besar tumbang menutupi jalur utama menuju pantai dan merusak fasilitas publik seperti gazebo, papan informasi, dan penerangan. Kondisi itu menyebabkan akses wisata sementara ditutup demi keselamatan pengunjung. Para pedagang kaki lima yang berjualan di kawasan pantai juga menghadapi kerugian karena lapak mereka rusak atau basah akibat terpaan angin dan hujan.
Warga lainnya mengungkapkan kekhawatiran akan potensi kerusakan lebih luas jika kondisi cuaca buruk berlanjut. “Kami khawatir kalau hujan dan angin terjadi lagi dalam beberapa hari ke depan, kerusakan bisa lebih parah dan jalur evakuasi akan semakin sulit dilalui,” ujar Nurhayati, warga yang berdomisili tidak jauh dari garis pantai.
Informasi sementara dari petugas setempat menyebutkan bahwa sampai pagi ini belum ada laporan korban jiwa. Namun, warga mengeluhkan gangguan listrik di beberapa titik yang membuat aktivitas pemulihan menjadi lebih sulit. Beberapa rumah tercatat mengalami kerusakan atap parah, genteng terbang, dan dinding retak. Selain itu, sejumlah kendaraan roda dua terpantau terhimpit di bawah pohon yang tumbang.
Menindaklanjuti kejadian tersebut, perangkat desa bersama warga bergotong royong melakukan pembersihan dan evakuasi darurat. Warga membersihkan puing-puing dan menyingkirkan pohon tumbang yang menghalangi jalan akses. Langkah awal ini diharapkan dapat membuka kembali jalur transportasi lokal sehingga bantuan logistik bisa cepat didistribusikan ke keluarga terdampak.
Sumber dari lapangan menyebutkan bahwa unsur Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten, Dinas Sosial, serta instansi terkait telah melakukan pemantauan. Petugas terlihat mendata titik-titik yang terdampak untuk penanganan lebih lanjut, termasuk identifikasi keluarga yang membutuhkan bantuan darurat seperti tenda, selimut, dan bahan makanan sementara. Koordinasi dengan pihak kelistrikan dan dinas pekerjaan umum juga dilakukan untuk mempercepat perbaikan infrastruktur yang rusak.
Beberapa warga mengharapkan perhatian cepat dari pemerintah kabupaten dalam bentuk bantuan tanggap darurat dan program pemulihan. “Kami perlu atap darurat untuk menutupi rumah yang rusak, serta bahan bangunan untuk perbaikan. Bila bantuan lambat datang, musim hujan masih panjang dan keluarga kami rentan terhadap pengungsian yang berkepanjangan,” kata Agus, salah seorang kepala keluarga di wilayah terdampak.
Para tokoh masyarakat setempat mengimbau warga tetap tenang dan waspada. Mereka mengingatkan agar warga menghindari lokasi rawan seperti pohon besar yang miring, jalur pinggir pantai saat angin masih kuat, serta bangunan yang retak dan berisiko runtuh. Sekolah-sekolah di beberapa desa sempat menunda kegiatan belajar tatap muka pada pagi pascagempa cuaca untuk memberi ruang bagi kegiatan bersih-bersih dan penanganan darurat.
Pak Hasan, Ketua RT di salah satu dusun pantai, menjelaskan bahwa pelaporan kerusakan terus dilakukan agar data segera tersedia untuk pengajuan bantuan. “Kami sedang merapikan data dampak. Semoga pemerintah daerah bisa segera menyalurkan bantuan darurat dan mempercepat perbaikan infrastruktur lokal,” ujarnya.
Dari perspektif mitigasi bencana, peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan masyarakat pesisir terhadap fenomena cuaca ekstrim. Beberapa aspek yang perlu diperkuat antara lain kesiapan sarana evakuasi, penguatan rumah tahan angin, serta peningkatan fungsi saluran drainase untuk mengantisipasi genangan air. Selain itu, kesiapan logistik darurat seperti tenda, makanan siap saji, dan obat-obatan menjadi hal krusial pada fase tanggap darurat.
Sejumlah rekomendasi awal yang muncul dari relawan lokal dan tokoh masyarakat meliputi pembersihan saluran air secara swadaya, pemotongan pohon-pohon yang berpotensi tumbang, serta penyediaan atap darurat bagi rumah yang rusak. Langkah-langkah tersebut dinilai penting untuk mengurangi dampak lanjutan dari musim hujan yang masih berlangsung.
Masyarakat pesisir juga diimbau untuk selalu memantau informasi prakiraan cuaca dari BMKG dan instansi resmi lainnya. Warga diminta tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum terverifikasi agar tidak menimbulkan kepanikan. Di samping itu, koordinasi antarwarga, RT, RW, dan aparat desa menjadi kunci kelancaran penanganan darurat di level komunitas.
Dalam beberapa jam ke depan, pihak terkait berencana melakukan pendataan menyeluruh untuk menghitung kerugian materiil secara rinci. Hasil pendataan ini nantinya akan menjadi dasar pengajuan bantuan perbaikan rumah dan fasilitas umum kepada pemerintah kabupaten. Pihak desa juga menyiapkan posko sementara untuk menerima laporan warga yang terdampak sekaligus mendistribusikan bantuan awal.
Kondisi pascabanjir dan angin badai ini memperlihatkan solidaritas lokal yang cepat: warga, perangkat desa, dan relawan saling bahu-membahu membantu pembersihan dan mengutamakan keselamatan keluarga terdampak. Namun, upaya bersama perlu ditunjang dukungan teknis dan logistik dari pemerintah daerah agar pemulihan dapat berjalan lebih cepat dan terarah.
Untuk sementara, warga yang membutuhkan bantuan maupun informasi dapat menghubungi kantor desa setempat atau posko darurat yang sedang didirikan. Masyarakat juga diminta mendokumentasikan kerusakan sebagai bukti untuk proses klaim bantuan atau pendataan resmi.
Peristiwa cuaca ekstrem ini menggarisbawahi pentingnya memperkuat kemampuan adaptasi komunitas pesisir terhadap perubahan pola cuaca yang semakin tidak menentu. Investasi pada infrastruktur tahan cuaca, sistem peringatan dini, dan program edukasi mitigasi bencana menjadi langkah jangka panjang yang harus diperkuat guna mengurangi dampak serupa di masa datang.(Bepa Andesta)







Komentar