Pengecekan Kesiapan TMC dengan Smart City di Solo Oleh Kakorlantas Irjen Firman Santyabudi

MediaPATRIOT – Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlatas) Polri, Irjen Pol Firman Santyabudi meninjau kesiapan kota pintar (smart city) Solo yang terintegrasi dengan layanan berbasis teknologi informasi yang ada di Traffic Management Center (TMC) milik Polri. Smart city terpusat di Polresta Surakarta.

Dalam peninjauannya Kakorlantas didampingi Dirkamsel, Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana dan Dirgakkum, Brigjen Pol Aan Suhanan. Acara itu juga dihadiri Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka.

Kakorlantas mengungkapkan Smart city Solo memiliki beberapa aplikasi yang di dalamnya menyangkut pelayanan publik. Juga mengoneksikan empat moda transportasi yang ada di Solo. Aplikasi ini, lanjut dia, akan melayani berbagai permasalahan seperti keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas).

“Selain itu, juga terintegrasi dengan model pelayanan-pelayanan pemerintah daerah (Pemda). Dengan adanya smart city semua akan terkoneksikan di TMC. Untuk kelancaran program smart city di Solo ini, Korlantas Polri telah menyusun standar operasional prosedur (SOP),” jelas dia.

Irjen Pol Firman Santyabudi berharap, modernisasi pada bidang teknologi informasi dilakukan bisa meningkatkan kecepatan, keakuratan, keefektifan dan transparansi pelaksanaan tugas-tugas Korlantas Polri. Sehingga daya dukung kepolisian kepada negara, pemerintah dan masyarakat semakin meningkat.

“Inovasi aplikasi terkait information technologi atau IT mengingat teknologi digital berkembang dan berubah sangat cepat. Dengan demikian modernisasi teknologi informasi (TI) Korlantas Polri juga diharapkan bisa terintegrasi dan mendukung smart city dan percepatan program pemulihan ekonomi nasional,” jelas dia.

“Di sinilah perlunya Korlantas Polri mengembangkan smart management, agar seluruh rangkaian aplikasi dapat dikonsolidasikan dan diintegrasikan secara efektif dan efisien. Sistem inputing data yang menjadi variable kunci dari IT Road Safety mulai satuan kerja Polres, Polda, teritegrasi dengan sistem yang terpusat dari berbagai metode inputing dan jenis data,” tambah Kakorlantas.

Tantangan penerapan smart city di Indonesia

Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlatas) Polri, Irjen Pol Firman Santyabudi meninjau kesiapan kota pintar (smart city) Solo yang terintegrasi dengan layanan berbasis teknologi informasi yang ada di Traffic Management Center (TMC) milik Polri. Smart city terpusat di Polresta Surakarta.

Direktur Keamanan dan Keselamatan Korlantas Polri, Brigjen Pol Chryshnanda Dwilaksana yang juga hadir dalam acara ini mengatakan, smart city management ini memanfaatkan Artificial Intelligent (AI), Internet of Things (IoT) dan IT Network.

“Kita ingin menunjukkan bahwa IT merupakan suatu keniscayaan dan keharusan, untuk membangun dan mencapai tujuan dari road safety agar lalu lintas aman, selamat, tertib, lancar. Dengan hal tersebut, harapannya kita dapat meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban kecelakaan, terbangun budaya tertib lalu lintas,” jelas dia.

Menurut Brigjen Chryshnanda, smart city adalah sebuah visi pengembangan perkotaan untuk mengintegrasikan teknologi informasi dan komunikasi serta teknologi internet dengan cara yang aman untuk mengelola aset kota. Smart city juga merupakan upaya-upaya inovatif yang dilakukan ekosistem kota dalam mengatasi berbagai persoalan dan meningkatkan kualitas hidup manusia dan komunitas setempat.

“Ini adalah sebuah konsep kota cerdas/pintar yang membantu masyarakat yang berada di dalamnya dengan mengelola sumber daya yang ada dengan efisien dan memberikan informasi yang tepat kepada masyarakat/lembaga dalam melakukan kegiatannya atau pun mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Intinya, smart city bertujuan untuk mengintegrasikan informasi pelayanan yang efisien,” tutur Chryshnanda.

Brigjen Chryshnanda menegaskan, penerapan smart city di Indonesia tidak serta merta terbebas dari tantangan, salah satunya adalah terkait dengan infrastruktur jaringan. Ada sekitar 12 ribu desa yang layanan internetnya masih belum memadai. Bahkan ada desa yang sama sekali belum tersentuh layanan Internet.

“Dan tantangan lainnya yaitu integrasi data. Kesinambungan data ini akan menjadi hal penting dalam penerapan smart city, bahkan menuntut data yang aktual. Integrasi data akan menjadi salah satu tantangan tersendiri karena beragam informasi dari data tersebut akan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat,” pungkas dia.

(red Irwan)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan