Gemabudhi Rayakan Ultah, Ratusan Burung dan Ikan ‘Bebas Merdeka’

Kota Bekasi, MPI
Puluhan pengurus Gerakan Muda Buddhis Indonesia (Gemabudhi) Provinsi Jawa Barat melakukan aksi peduli yang termotivasi dari budaya atau tradisi Tionghoa, yakni Feng Sheng. Dalam kegiatan yang dilakaanakan di aliran Kalimalang depan Kampus Unisma Kota Bekasi, Sabtu (19/2) ini, para pemuda yang merupakan umat Buddha ini melepaskan ratusan ikan, burung dan jangkrik ke alam bebas.

Dalam budaya Tionghoa, Fang Sheng adalah kegiatan melepas hewan makhluk hidup. Fang memiliki arti melepas, sedangkan Sheng memiliki arti makhluk hidup. Kegiatan ini masih terus dilaksanakan oleh masyarakat keturunan Tionghoa terutama yang menganut agama Buddha.

Nampak terlihat perwakilan dari DPP Gemabudhi Pandu Dinata, Pembina Gemabudhi Jawa Barat Lianto bersama Ketua Gemabudhi Jawa Barat Dariyanto, dan Ketua Gemabudhi Kota Bekasi Johanes Wijaya. Bahkan aksi ini juga dihadiri Penyelenggara Buddha Kantor Kementerian Agama Kota Bekasi, Eddwin.

Secara bersama-sama para pengurus Gemabudhi melepaskan ratusan hewan ke alam bebas, diantaranya 454 ikan lele dan 150 ikan mujair yang dilepas ke aliran Kalimalang, 201 burung pipit yamg diterbangkan ke alam bebas, serta 2 karung besar berisi jangkrik yang dilepaskan di pepohonan dan rerumputan yang ada di sekitar lokasi kegiatan.

Setelah melakukan tradisi Feng Sheng, para pengurus Gemabuddhi kemudian menuju Vihara Manggala Jaya, Kelurahan Bekasijaya, Kecamatan Bekasi Timur, untuk melakukan Amisa Puja dan memberikan persembahan Dana Makan bagi para Bhikkhu atau Biksu (pemuka agama Buddha). Tradisi ini menyimbolkan rasa penghormatan dan ungkapan terima kasih dari kalangan pemuda yang tergabung dalam Gemabuddhi kepada para bhikkhu yang sudah mendedikasikan diri mereka untuk melayani umat Buddha.

Menurut penjelasan Pembina Gemabhddhi Jawa Barat Lianto, kegiatan Fang Sheng dan Amisa Puja ini merupakan rangkaian kegiatan untuk merayakan Hari Jadi Gemabuddhi ke-36. “Kedua kegiatan ini mengusung makna kasih sayang antar sesama, saling mengasihi dan menyayangi sesama makhluk hidup,” ulas dia.

“Seluruh hewan yang kami lepaskan berasal dari swadaya pengurus Gemabudhi dan donatur yang sengaja membeli hewan-hewan tersebut. Lalu seluruh hewan yang terkumpul kemudian kami lepaskan ke alam bebas sehingga mereka bebas merdeka kembali ke habitatnya masing-masing,” papar Lianto.

Lianto berharap aksi seperti ini bisa dilakukan seluruh kepengurusan Gemabudhi tingkat kota dan kabupaten yang ada di Jawa Barat. “Kita bisa membuktikan bahwa Gemabudhi hadir untuk menebar kasih dan sayang kepada seluruh umat tanpa memandang agama dan golongan seseorang,” pungkasnya. (Mul)



Posting Terkait

Jangan Lewatkan