Simbol Perpaduan Kearifan Lokal dan Laju Pembangunan, Gedung Empat Pilar Ciketingudik Resmi Difungsikan

Kota Bekasi, MPN
Setelah melalui proses pembangunan yang berjalan sekitar tiga tahun lamanya, Gedung Empat Pilar Kelurahan Ciketingudik, Kecamatan Bantargebang, kini berdiri megah dan sudah bisa difungsikan penggunaannya. Perrsmian gedung yang dibangun pihak Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Ciketingudik ini dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto, Jumat (24/2).

Satu apresiasi disampaikan Tri Adhianto seusai meresmikan Gedung Empat Pilar Ciketingudik. Menurutnya, pembangunan gedung ini menjadi bukti sinergitas yang terjalin oleh seluruh stakeholder yang ada demi kemajuan dan perkembangan wilayah Kelurahan Ciketingudik.

Dibangun menggunakan dana kompensasi sampah TPST Bantargebang, Gedung Empat Pilar yang berada di depan Kantor Kelurahan Ciketingudik ini memiliki dua lantai. Lantai I merupakan Paseban LPM Ciketingudik difungsikan sebagai balai pertemuan dan rapat program kerja, sedangkan lantai II merupakan ruang kerja Bhabinkamtibmas dari Polsek Bantargebang, Babinsa dari Koramil 05/Bantargebang, dan Karang Taruna Kelurahan Ciketingudik.

Meski tampak memiliki konstruksi kokoh dan megah, ada kearifan lokal yang ditampilkan pada gedung bercat putih ini. Ini terlihat dari sebuah filosofi berbahasa Sunda, yang tertulis pada bagian atas depan gedung, yakni ‘Asak Tatanya Asak Badami’, yang menjadi simbol semangat kebersamaan masyarakat Ciketingudik dengan mengedepankan azas musyawarah bermufakat.

Ketua LPM Ciketingudik Salim Samsudin menjelaskan pembangunan gedung ini dilatarbelakangi oleh keinginan segenap stakeholder untuk memperkuat sinergitas dalam membangun dan menjaga kondusifitas lingkungan masyarakat. “Kami dan segenap stakeholder yang ada di Ciketingudik butuh ruang untuk menyerap dan menampung segala aspirasi, usulan, masukan dan keluhan masyarakat, hal inilah yang kemudian menggagas kami membangun Gedung Empat Pilar yang bisa dijadikan sebagai kantor sekretariat bersama, dan alhamdulillah masyarakat menyetujui,” ujarnya.

Salim lalu memaparkan tentang arti filosofi itu, yakni asak yang berarti matak atau masak, tatanya yang berarti bertanya, dan badami yang artinya berunding atau bermusyawarah. “Matang karena bertanya, matang karena bermusyawarah. Inu merupakan semangat masyarakat yang lebih mengedepankan musyawarah dalam setiap mengambil keputusan sehingga keputusan yang diambil bisa diterima seluruh kalangan masyarakat,” katanya.

Sedangkan terkait konstruksi gedung yang berdiri megah, Salim menyatakan sebagai wujud kebanggaan masyarakat Ciketingudik terhadap laju pembangunan meski berdekatan dengan lokasi TPST Bantargebang. “Kami ingin dalam bekerja bukan hanya mencurahkan ide, gagasan, atau pemikiran saja, melainkan harus ada hasil yang bisa menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh masyarakat,” katanya.

“Hal ini yang akhirnya membuat konsep perpaduan antara kearifan lokal dengan gaya kemajuan saat membangun gedung ini. Kami ingin buktikan bahwa lingkungan Ciketingudik sudah maju dalam pembangunan tanpa melupakan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat,” papar Salim.

Saat menutup perbincangan, Salim berharap manfaat Gedung Empat Pilar Ciketingudik dapat dirasakan oleh masyarakat. “Masyarakat tidak perlu repot untuk menyampaikan aspirasi dan keluhan, cukup datang ke gedung ini, sehingga konsep administrasi birokrasi bisa berjalan satu pintu, ini yang menjadi harapan kami,” pungkasnya. (Mul)


Klik Logo Diatas
Streaming 100.3FM Radio Elgangga

Siapakah Calon Walikota Bekasi 2024? Polling Diselenggarakan Oleh mediapatriot.co.id

View Results

Loading ... Loading ...


Baca Juga Berita Terbaru Hari Ini Seputar Politik, Pendidikan, Ekonomi, Bisnis, Sosial, Budaya, Pertahanan, Keamanan, Luar Negeri dan Dalam Negeri



Promosi Produk Harga Murah dengan Diskon Besar Hanya di Media kami Hubungi Bagian Promosi & Iklan mediapatriot.co.id KLIK DISINI


Posting Terkait

Jangan Lewatkan