Jakarta, MediaPatriot.co.id 17 Juni 2025. Peluncuran Buku berjudul “Dari Mimpi Peradaban Menuju Lahirnya Bangsa Berkesadaran”, menurut Prof. Connie Rahakundini Bakrie dipersembahkan untuk Indonesia dan Rusia, yang ia sebut sebagai tanah air kedua. Dalam pengantarnya, ia menyatakan bahwa setiap kata dalam buku ini adalah senjata, menggambarkan betapa kuatnya pesan yang ingin ia sampaikan. Connie mengutip filsafat besar Rusia, seperti Dostoevsky dan Tolstoy, untuk menegaskan bahwa manusia adalah misteri dan perubahan harus dimulai dari diri sendiri sebelum mengubah dunia.
Buku ini juga menjadi semacam pengantar tentang kesadaran hidup berbangsa. Connie menyinggung konsep Negara Paripurna ala Soekarno, yang menurutnya hanya bisa terwujud jika rakyatnya memiliki kesadaran hidup dan jiwa merdeka. “Kebangkitan jiwa adalah revolusi sejati Indonesia,” katanya dengan kaki tanpa alas di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa (17/6/2025).
Ia menekankan pentingnya keberanian untuk melakukan revolusi sunyi di dalam hati, karena bangsa adalah cerminan rakyatnya. “Untuk membunuh tiran di luar, kita harus terlebih dahulu membunuh tiran dalam diri sendiri,” ujarnya.
Connie mengungkapkan bahwa proses penulisan buku ini dimulai dari kesadaran yang muncul secara tiba-tiba. Awalnya, ia mengaku “pura-pura tidak tahu”, hingga suatu hari ia tersentak oleh fenomena sosial seperti tagar “kabur aja dulu”. Ia kemudian menulis 14-15 dongeng siang bolong dengan sudut pandang yang jernih, seolah sambil naik kereta ekonomi.
Anggota DPR RI, Puti Guntur Soekarno menjelaskan bahwa terkait dengan Pancasila Bung Karno mengatakan bahwa Pancasila itu tidak diciptakan oleh beliau, tetapi Pancasila itu digali dari Bumi Indonesia. Yang kita tahu bahwa Indonesia memiliki kearifan lokal. Mbak Connie mengatakan trihitakarana. Lalu kemudian di Sunda kita punya silih asih, silih asuh, silih mawangi dan kearifan lokal lainnya yang semuanya kalau kita ambil saripatinya itu ada di dalam Pancasila kita.
Puti Guntur Soekarno mengatakan bahwa mungkin kita tidak sadar bahwa kita mempunyai mantra kalimat sakti untuk bangsa kita yaitu Pancasila. Seperti yang Mbak Connie katakan kita sibuk dengan segala kesibukan yang tidak berkontemplasi kepada diri dan Indonesia. Akhirnya kita melupakan itu.
“Hari ini marilah kita kembali kepada koridornya”, harapnya Puti.
Peluncuran buku ini dihadiri para pemikir, aktivis, dan seniman. Seperti Rocky Gerung hingga Hendro Priyono. Buku ini diharapkan bisa menjadi pemantik diskusi tentang kesadaran kolektif menuju Indonesia yang lebih baik.
(Red Irwan)