Tegal – Kelompok kesenian tradisional asal Desa Pandean, Gumarang Sakti Nusantara (GSN), sukses tampil memukau dalam acara khitanan yang digelar di Kelurahan Debong Kulon, Kota Tegal, pada Minggu sore, 26 Juli 2025. Penampilan GSN yang membawakan kesenian kuda lumping dan barongan ini mendapat sambutan hangat dari warga dan tamu undangan.
Acara ini merupakan undangan khusus dari Pak Joko, seorang pengusaha sewa sound system yang sekaligus menjadi tuan rumah acara khitanan anaknya. Dalam sambutannya, Pak Joko mengungkapkan bahwa dirinya sudah sejak lama mengenal kesenian kuda lumping dan barongan, namun baru kali ini bisa mengundang GSN secara langsung.
“Saya sudah menantikan selama empat tahun untuk mengundang GSN. Bukan karena tidak ingin, tapi karena ingin memastikan apakah kesenian seperti ini masih bisa diterima di lingkungan kami yang sudah modern dan cenderung urban,” ujar Pak Joko kepada Media Patriot Nasional.
Namun kekhawatiran itu sirna setelah melihat sendiri penampilan GSN. Warga Debong Kulon justru merasa terhibur dan bangga. Apalagi, pertunjukan yang digelar GSN berbeda dari pertunjukan sejenis lainnya yang sering dikaitkan dengan unsur minuman keras atau atraksi berbahaya.
Kesenian Tradisional yang Tetap Murni
Pak Joko dan warga merasa kagum karena GSN tampil dengan gaya pertunjukan yang santun, filosofis, dan tidak menggunakan ciu atau unsur yang membahayakan pemain.
“Saya lihat dari awal hingga akhir tidak ada pemain yang kesurupan atau kehilangan kesadaran. Ini adalah kesenian yang murni, bukan seni ugal-ugalan,” tutur Ibu Sumiati, warga Debong Kulon yang turut berjoget dan menyawer dalam pertunjukan sore itu.
Pementasan berlangsung di halaman rumah Pak Joko dan dilanjutkan dengan helaran ngarak anak yang akan dikhitan, menciptakan suasana khidmat sekaligus meriah. GSN tampil dengan kekuatan penuh, menghadirkan 18 seniman termasuk pemain barongan, penari kuda lumping, pemusik, dan pendukung lainnya.
Kolaborasi Filosofis dan Seni Musik Daerah
Dalam evaluasi pasca-pentas yang digelar di sekretariat GSN yang asri dan nyaman, para anggota menyatakan kepuasan atas keberhasilan pertunjukan. Mas Edi Trompet selaku pemusik utama mengaku bangga dan berterima kasih atas dukungan penuh dari semua pihak.
“Saya merasa puas. Tadi kita dibuka dengan suluk kidung pesisir oleh Ki Tapa Kelana, lalu disambung pembacaan puisi oleh Bunda Diah Setyowati yang memberi makna filosofis tentang Turangga atau kuda sebagai simbol perjuangan dan spiritualitas dalam budaya kita,” ujar Mas Edi.
Menurut para anggota GSN, harmonisasi antara musik, gerak tari, dan pembacaan puisi menjadi kekuatan utama yang membedakan GSN dari kelompok lainnya. Filosofi yang dibawa bukan hanya menjadi hiburan, tapi juga membawa pesan kebudayaan yang dalam.
Konsistensi GSN Menuju Pelestarian Budaya
Ketua GSN, Bapak Khalimidi, menyatakan bahwa grup yang dipimpinnya akan terus berkomitmen menjaga kualitas dan nilai-nilai luhur kesenian tradisional. Menurutnya, pementasan di Debong Kulon menjadi pembuktian bahwa seni tradisi masih bisa diterima bahkan di tengah masyarakat modern.
“Kami bersyukur bisa tampil di Debong Kulon. Ini sekaligus menjadi penguat semangat kami untuk terus melestarikan dan mengembangkan kesenian ini agar tidak punah dan tetap relevan dengan zaman,” ungkap Khalimidi.
Ke depan, GSN berencana menyusun komposisi gerak dan musik yang tetap mempertahankan ciri khas mereka, namun dengan inovasi yang tidak meninggalkan akar budaya.
Wadah Seniman Lokal dengan Visi Nasional
GSN sendiri adalah wadah berhimpun para seniman tradisional dari Desa Pandean. Mereka tidak hanya aktif di pentas-pentas lokal, tetapi juga memiliki visi untuk membawa kesenian daerah ke level nasional bahkan internasional.
Dengan semangat kebersamaan, profesionalisme, dan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya, GSN optimis bisa menjadi inspirasi bagi kelompok-kelompok seni lainnya di Indonesia.
Tag SEO:
kuda lumping Tegal, barongan Jawa Tengah, Gumarang Sakti Nusantara, seni tradisional Pandean, hiburan khitanan Tegal, budaya Debong Kulon, grup kesenian tanpa ciu, pertunjukan kuda lumping edukatif, kesenian Jawa modern, grup seni Tegal viral.(NurDibyo)