SUMEDANG, mediapatriot.co.id –
Dalam riuh politik lokal yang kerap menyerupai pasar malam—ramai dengan suara, namun seringkali miskin substansi—nama Sidik Jafar belakangan ini menjadi sorotan publik. Tuduhan ijazah palsu yang diarahkan kepadanya sempat mencuat, mencoba mengusik langkah politiknya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Sumedang.
Namun alih-alih membalas dengan kemarahan atau perlawanan, Sidik Jafar memilih jalan berbeda. Ia tidak berhenti menendang balik “kerikil kecil” yang coba menghalangi langkahnya. Sebaliknya, ia terus melangkah dengan fokus pada karya nyata.
Pada Sabtu (16/8/2025), bertepatan dengan peringatan 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Sidik Jafar bersama kader dan pengurus Golkar menggelar workshop sosial kemasyarakatan. Acara itu seolah menjadi jawaban terang di tengah bayang-bayang tuduhan.
Menjawab Tuduhan dengan Karya
Workshop tersebut mengusung tema besar:
“Suara Rakyat Suara Golkar, Bersama Golkar Indonesia Maju.”
Di ruang acara, Sidik tampil seperti seorang nakhoda yang tetap tenang meski ombak politik menghantam kapal. Dengan penuh antusiasme, ia menahkodai jalannya workshop, membuktikan bahwa isu miring tidak harus dibalas dengan kemarahan.
“Momentum HUT RI ke-80 ini mengingatkan kita bahwa perjuangan belum selesai. Golkar konsisten hadir di tengah masyarakat, mengawal pembangunan, dan berjuang bersama rakyat menuju Indonesia lebih maju,” tegas Sidik Jafar dalam sambutannya.
Pernyataan tersebut disambut tepuk tangan peserta yang hadir. Alih-alih menjawab tuduhan dengan pernyataan emosional, ia menegaskan komitmen Golkar untuk terus menebar manfaat.
Politik Bukan Panggung Sandiwara
Lewat forum itu, Sidik Jafar mengajak seluruh kader Golkar menjadikan semangat kemerdekaan sebagai energi baru. Ia menekankan nilai kebersamaan, gotong royong, dan keberpihakan kepada rakyat sebagai ruh perjuangan partai.
Baginya, politik bukanlah panggung sandiwara. Politik adalah ruang untuk menghadirkan karya nyata, bukan sekadar orasi tanpa isi. Ia menyindir halus bahwa rakyat bisa membedakan siapa yang benar-benar bekerja untuk kepentingan bersama dan siapa yang hanya mencari sensasi.
“Rakyat adalah hakim terbaik. Mereka bisa melihat siapa yang sekadar berteriak, dan siapa yang sungguh-sungguh bekerja,” ujarnya.
Serangan Dibalas dengan Cahaya
Di tengah tuduhan yang diarahkan kepadanya, Sidik Jafar memilih untuk tidak larut dalam perdebatan. Ia menyampaikan pesan yang kuat: “Menjawab serangan bukan dengan batu, melainkan dengan cahaya.”
Ungkapan ini sarat makna. Batu diibaratkan sebagai simbol balasan keras, konfrontasi, dan perlawanan yang melukai. Sedangkan cahaya menjadi simbol pencerahan, optimisme, dan karya yang membawa manfaat nyata.
Sikap Sidik Jafar ini memperlihatkan kedewasaan politik. Ia menyadari bahwa konflik personal tidak akan membawa perubahan bagi masyarakat. Sebaliknya, langkah produktif dengan menghadirkan kegiatan sosial, workshop, dan kebersamaan justru menjadi jawaban terbaik.
Workshop Golkar Sumedang: Dari Dialog hingga Olahraga Massal
Workshop sosial kemasyarakatan yang digelar DPD Partai Golkar Sumedang bukan sekadar forum formal. Acara ini dikemas dengan kegiatan bermanfaat yang melibatkan masyarakat secara langsung.
Kegiatan tersebut diisi dengan:
- Senam olahraga massal yang melibatkan seluruh peserta untuk menjaga kesehatan dan kekompakan.
- Gerak jalan santai di lingkungan Gedung DPD Partai Golkar Sumedang.
Peserta kegiatan mencapai sekitar 1.100 orang, terdiri dari warga RW 05, Kelurahan Pasanggrahan, Sumedang. Kehadiran masyarakat yang begitu antusias menunjukkan bahwa Golkar masih memiliki tempat di hati rakyat.
Kebersamaan yang terjalin dalam kegiatan tersebut memperlihatkan wajah politik yang sehat: membangun solidaritas, meningkatkan kesehatan, sekaligus mempererat hubungan antara partai politik dan masyarakat.
Pesan Moral untuk Kader dan Masyarakat
Workshop tersebut juga menjadi ajang konsolidasi internal Golkar Sumedang. Di akhir acara, Sidik Jafar menegaskan pentingnya menjaga kekompakan kader. Solidaritas menjadi benteng utama dalam menghadapi tantangan politik ke depan.
Ia juga menyampaikan pesan moral yang dalam: tuduhan mungkin bisa ditulis di atas kertas, tetapi kepercayaan rakyat adalah tinta yang tak mudah dihapus.
Pesan itu menggambarkan keyakinannya bahwa integritas dan kerja nyata akan lebih berbicara daripada fitnah atau isu negatif.
Meneguhkan Komitmen Golkar untuk Indonesia Maju
Acara workshop ini sekaligus menjadi momentum bagi Golkar Sumedang untuk meneguhkan komitmen partai dalam mengawal pembangunan di daerah maupun nasional. Semangat kemerdekaan dijadikan titik tolak untuk terus menghadirkan karya nyata.
Tema “Suara Rakyat Suara Golkar” menegaskan bahwa setiap langkah partai harus berpijak pada kebutuhan masyarakat. Dengan kebersamaan dan gotong royong, Golkar ingin membuktikan diri sebagai partai yang tetap relevan dan berpihak pada rakyat.
Kesimpulan: Politik dengan Jalan Cahaya
Sikap Sidik Jafar dalam menjawab tuduhan ijazah palsu menjadi pelajaran penting bagi dunia politik lokal maupun nasional. Ia tidak memilih jalan konfrontasi, tetapi jalan karya. Tidak menjawab dengan batu, melainkan dengan cahaya.
Workshop sosial yang digelar bersama masyarakat menjadi bukti bahwa politik bisa hadir dengan wajah yang menyejukkan, penuh kebersamaan, dan bermanfaat langsung bagi rakyat.
Di balik hiruk pikuk tuduhan, Sidik Jafar tetap berdiri tegak, menakhodai Golkar Sumedang dengan optimisme. Dan dari sinilah pesan moral itu bergema: kepercayaan rakyat lebih kuat daripada fitnah, dan cahaya akan selalu mengalahkan kegelapan.(Asep Apendi)