Jakarta, MediaPatriot.co.id – 24 Agustus 2025 — Poros Pelajar yang terdiri dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU), Pelajar Islam Indonesia (PII), dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) menggelar forum diskusi bertema “Evaluasi Program Makan Bergizi Gratis: Peran Pelajar untuk Generasi Sehat dan Cerdas” di Barocks Café & Restaurant, Jakarta, Minggu (24/8).
Forum ini menghadirkan narasumber dari berbagai sektor, mulai dari kalangan pelajar, akademisi, asosiasi industri, hingga dunia usaha. Diskusi difokuskan pada evaluasi partisipatif terhadap pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan pemerintah.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Wadah Makanan Indonesia (APMAKI), Ardy Susanto Oey, menekankan pentingnya pemenuhan standar kemasan ramah lingkungan dalam mendukung keberlanjutan program.
“Program makan bergizi gratis tidak hanya soal kualitas gizi, tetapi juga distribusi dan penyajian yang aman serta tidak menimbulkan masalah lingkungan. Industri kemasan siap berkolaborasi menghadirkan solusi yang efisien dan ramah lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu, perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Hasan Bazri, menyebut MBG sebagai program dengan dampak ganda, baik bagi kesehatan pelajar maupun ekonomi lokal. Ia memaparkan, program ini telah menjangkau sekitar 7,18 juta siswa dengan kapasitas nasional 7,8 juta dan target 8,4 juta penerima manfaat.
“Kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk Singapura, cakupan program ini setara dengan hampir seluruh populasinya. Ini menunjukkan betapa strategis dan masifnya MBG,” kata Hasan.
Hasan juga menjelaskan, MBG dirancang modular dengan tiga aspek utama: kesehatan generasi muda, perputaran ekonomi lokal, dan penciptaan lapangan kerja. Menurutnya, pembiayaan program pun relatif efisien dengan alokasi Rp15.000 per paket, terdiri atas Rp10.000 untuk ekosistem produksi pangan, Rp3.000 biaya operasional dan insentif relawan, serta Rp2.000 untuk infrastruktur pendukung.
“Model ini melibatkan ribuan relawan dan komunitas masyarakat, sehingga tidak hanya menyehatkan pelajar, tapi juga membuka kesempatan kerja serta memberdayakan komunitas,” tambahnya.
Dari kalangan pelajar, perwakilan IPNU menyoroti pentingnya pemerataan distribusi hingga pelosok. PII menekankan kualitas gizi yang seimbang, sementara IPM menegaskan perlunya transparansi anggaran agar program berjalan akuntabel.
Poros Pelajar berharap forum ini dapat melahirkan rekomendasi strategis bagi pemerintah. Program Makan Bergizi Gratis diharapkan tidak hanya menjadi kebijakan jangka pendek, melainkan bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan demi mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, cerdas, dan berdaya saing.
Red Irwan













Komentar