Jakarta,mediapatriot.co.id – Pada Tanggal 7 Agustus 2025 yang lalu tepat enam tahun berdirinya, Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) semakin meneguhkan posisinya sebagai wadah persatuan kerajaan, kesultanan, dan pemangku adat di seluruh Indonesia. Dalam peringatan hari jadi ke-6 ini, Sekretaris Jenderal MAKN, Dra. Hj. RA. Mgad. Yani WSS Kuswodijoyo, menyampaikan pidato kebudayaan yang sarat makna.
“Indonesia tidak boleh tercerabut dari akar budayanya. Kita adalah bangsa besar yang lahir dari adat, tradisi, dan kearifan lokal kerajaan-kerajaan Nusantara. Melestarikan adat adalah melestarikan jati diri bangsa,” tutur Yani di hadapan tamu undangan dari berbagai kerajaan dan komunitas adat.
Pidato tersebut bukan hanya seremonial, melainkan pengingat bahwa keberadaan MAKN adalah fondasi penting untuk menjaga keutuhan budaya di tengah arus globalisasi.
Sejarah Berdirinya MAKN
MAKN didirikan pada 7 Agustus 2019 dengan tujuan utama melestarikan adat, budaya, serta tradisi leluhur yang diwariskan oleh kerajaan-kerajaan Nusantara. Sejak awal berdirinya, organisasi ini memosisikan diri sebagai payung yang menaungi ratusan kerajaan, kesultanan, datu, dan pemangku adat di seluruh Indonesia.
Indonesia dikenal sebagai negeri dengan ribuan budaya dan tradisi. Dari Sabang sampai Merauke, jejak peradaban kerajaan masa lalu masih hidup dalam masyarakat, mulai dari Kesultanan Aceh, Keraton Yogyakarta, Kesultanan Ternate-Tidore, hingga kerajaan-kerajaan di Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
MAKN lahir sebagai respon terhadap kebutuhan menjaga warisan budaya tersebut agar tidak punah, sekaligus menjadikannya sebagai kekuatan persatuan bangsa.
Visi dan Misi MAKN
Visi utama MAKN adalah “Menjadi wadah pemersatu kerajaan dan kesultanan Nusantara untuk melestarikan adat, budaya, dan tradisi leluhur sebagai jati diri bangsa Indonesia.”
Misi yang dijalankan antara lain:
- Menjaga nilai-nilai adat dan tradisi di setiap kerajaan.
- Menjadi wadah silaturahmi dan komunikasi antar-kerajaan.
- Menyelenggarakan festival budaya dan kegiatan edukasi bagi generasi muda.
- Mengangkat peran kerajaan dalam pembangunan bangsa.
- Menjadikan budaya Nusantara sebagai kekuatan diplomasi Indonesia di mata dunia.
Struktur Kepemimpinan MAKN
Sebagai organisasi nasional, MAKN dipimpin oleh para raja, sultan, datu, dan pemangku adat yang duduk dalam Dewan Agung Kerajaan Nusantara. Kepemimpinan kolektif ini menegaskan bahwa MAKN bukan milik satu pihak, melainkan representasi bersama seluruh kerajaan Nusantara.
Dalam struktur tersebut, Sekretaris Jenderal (Sekjen) memegang peran vital. Tugas Sekjen bukan hanya mengurus administrasi, tetapi juga menjaga komunikasi, menyatukan visi, dan memastikan program-program MAKN berjalan sesuai tujuan.
Peran Strategis Sekretaris Jenderal MAKN
Tokoh sentral dalam organisasi ini adalah Dra. Hj. RA. Mgad. Yani WSS Kuswodijoyo, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal MAKN.
Sebagai Sekjen, Yani memiliki tanggung jawab besar dalam:
- Menyusun strategi pelestarian budaya.
- Menjadi jembatan komunikasi antar-kerajaan.
- Menggerakkan kegiatan budaya di tingkat nasional.
- Membuka ruang dialog dengan pemerintah, akademisi, dan komunitas internasional.
Dalam setiap kesempatan, Yani menekankan bahwa adat bukan sekadar upacara seremonial, melainkan identitas bangsa. “Warisan leluhur adalah pedoman hidup, bukan sekadar masa lalu. Dengan adat, kita bisa membangun masa depan yang berakar pada jati diri bangsa,” ujarnya.
Kegiatan dan Program MAKN
Sejak berdiri, MAKN telah menyelenggarakan berbagai kegiatan besar. Beberapa di antaranya:
1. Festival Budaya Nusantara
MAKN rutin menggelar festival budaya yang menampilkan tari tradisional, musik etnik, upacara adat, dan pameran pusaka. Festival ini menjadi ruang pertemuan antar-kerajaan serta ajang edukasi bagi generasi muda.
2. Jamasan Pusaka dan Kirab Budaya
Agenda penting lain adalah jamasan pusaka, yaitu ritual pembersihan benda pusaka sebagai simbol penyucian diri. Selain itu, kirab budaya menghadirkan pawai adat yang diikuti oleh berbagai kerajaan dengan pakaian tradisionalnya.
3. Dialog Kebudayaan
MAKN aktif mengadakan dialog kebudayaan yang membahas isu-isu aktual, seperti peran adat dalam pembangunan, pelestarian lingkungan berbasis kearifan lokal, hingga diplomasi budaya di kancah internasional.
4. Advokasi dan Diplomasi Budaya
MAKN menjalin kerja sama dengan pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas internasional untuk memperkenalkan budaya Nusantara. Diplomasi budaya ini diharapkan memperkuat citra Indonesia sebagai bangsa beradab dan berbudaya tinggi.
MAKN di Era Digital
Memasuki usia ke-6, MAKN juga beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Sekjen Yani menegaskan pentingnya digitalisasi dalam pelestarian budaya.
“Generasi muda kini lebih dekat dengan dunia digital. Karena itu, kita harus hadir di ruang digital dengan konten-konten budaya Nusantara. Video, artikel, hingga dokumentasi adat perlu dipublikasikan agar budaya kita tetap hidup,” jelasnya.
MAKN mulai mengembangkan kanal media sosial, dokumentasi digital pusaka, hingga kolaborasi dengan platform edukasi untuk memperkenalkan budaya kerajaan.
Makna Peringatan 6 Tahun MAKN
Peringatan 6 tahun MAKN bukan sekadar acara ulang tahun, melainkan momentum refleksi. Dalam acara tersebut, berbagai kerajaan berkumpul, berdiskusi, dan memperkuat tekad menjaga adat.
Sekjen Yani menegaskan bahwa tantangan terbesar adalah menjaga relevansi adat di tengah arus modernisasi. “Kita tidak bisa menolak kemajuan, tetapi kita harus tetap berakar pada adat. Dengan begitu, modernisasi dan tradisi dapat berjalan beriringan,” tegasnya.
Harapan ke Depan
Ke depan, MAKN memiliki beberapa agenda penting:
- Membangun Pusat Dokumentasi Adat Nusantara, sebagai pusat riset dan pembelajaran.
- Menginisiasi Kurikulum Budaya di Sekolah, agar generasi muda mengenal adat sejak dini.
- Memperluas Diplomasi Budaya Internasional, menjadikan kerajaan Nusantara sebagai aset soft power Indonesia.
- Memberdayakan Komunitas Adat, agar adat tidak hanya seremonial, tetapi juga berperan dalam pembangunan ekonomi dan sosial.
Kesimpulan
Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN) adalah benteng adat yang menjaga warisan leluhur bangsa. Selama enam tahun berdiri, MAKN telah menjadi rumah besar bagi ratusan kerajaan dan kesultanan di Indonesia.
Peran penting Sekretaris Jenderal Dra. Hj. RA. Mgad. Yani WSS Kuswodijoyo memastikan organisasi ini berjalan dengan visi yang jelas. Dedikasi Yani dalam merangkul kerajaan, menggerakkan program budaya, hingga membawa MAKN ke era digital menjadi bukti nyata komitmen melestarikan adat Nusantara.
Di tengah arus globalisasi, MAKN hadir sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah bangsa yang berakar pada peradaban besar. Dengan menjaga adat, bangsa ini tidak hanya mempertahankan identitas, tetapi juga memperkuat posisinya di mata dunia.
Majelis Adat Kerajaan Nusantara (MAKN): Enam tahun menjaga adat, selamanya menjaga jati diri bangsa.(Tommy Karwur/Hamdanil)











Komentar