Aksi Unras Subang Damai, Bupati Subang Ucapkan Terima Kasih Atas Kekompakan Forkopimda Subang Menjaga Kamtibmas


SUBANG – Aksi unjuk rasa (unras) seratusan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi BEM Subang (ABS) ke Mapolres Subang dan Gedung DPRD Subang pada Senin, 31 Agustus 2025 berlangsung damai, tertib, dan jauh dari tindakan anarkis. Demonstrasi yang awalnya dikhawatirkan menimbulkan kericuhan justru berjalan aman berkat pengamanan ketat aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP.

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID lewat WhatsApp Channel resmi kami:
👉 Klik di sini untuk bergabung

Tidak terlihat adanya aksi bakar ban, vandalisme, ataupun tindakan tak terpuji lainnya. Para mahasiswa menyampaikan tuntutannya dengan orasi secara bergantian, menunjukkan kedewasaan dalam berdemokrasi.

Namun, aparat juga menemukan adanya potensi provokasi yang disinyalir akan mengganggu jalannya aksi. Sebanyak 129 orang berhasil diamankan sebelum membuat kericuhan. Mirisnya, mayoritas dari mereka ternyata masih berstatus pelajar SMA/SMK, bahkan ada pula yang masih duduk di bangku SMP.

Forkopimda Subang Kompak Menjaga Kamtibmas

Atas kondusifnya situasi tersebut, Bupati Subang Reynaldy Putra Andita, yang akrab disapa Kang Rey, menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya. Dalam sambutannya pada acara doa bersama untuk mengenang tujuh orang yang gugur dalam gelombang demonstrasi nasional sepekan terakhir, ia menegaskan bahwa keberhasilan menjaga keamanan tidak lepas dari kekompakan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Subang.

Terima kasih kepada Forkopimda Kabupaten Subang yang sudah betul-betul kompak menjaga keamanan situasi di Kabupaten Subang, sehingga hingga hari ini Subang masih sangat kondusif,” ujar Kang Rey di Masjid Agung Al-Musabaqoh Subang, Selasa (2/9/2025).

Lebih lanjut, ia juga mengapresiasi sikap santun mahasiswa, driver ojek online (ojol), serta berbagai elemen masyarakat yang ikut menyampaikan aspirasi dengan damai.

Terima kasih kepada driver ojol, mahasiswa, dan ormas yang menyampaikan pendapat secara baik, tidak disertai hal-hal yang merugikan. Ini menandakan masyarakat Subang sudah dewasa dan memilih jalur damai,” tambahnya.

Demonstrasi Damai Jadi Contoh

Bupati Subang menilai unjuk rasa damai di wilayahnya dapat menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia. Menurutnya, penyampaian aspirasi memang dijamin undang-undang, namun harus dilakukan dengan cara yang tidak merugikan orang lain.

Menyampaikan pendapat itu boleh, tetapi harus dilakukan dengan tenteram. Kalau terjadi kerusuhan, bukan hanya Forkopimda yang rugi, tetapi masyarakat juga ikut merasakan dampaknya. Ini menjadi pembelajaran penting bagi kita semua,” jelasnya.

Baca juga: [Sebanyak 8.000 Pencari Kerja Rela Panas-panasan Ikuti Job Fair di Subang]

Kondusifitas ini, kata Kang Rey, juga tak lepas dari keberhasilan aparat kepolisian yang cepat bertindak. “Malam sebelum aksi, Polres Subang berhasil mengamankan 129 orang yang mayoritas pelajar SMA. Jadi, justru yang coba bikin chaos bukan mahasiswa yang berdemonstrasi, melainkan oknum pelajar yang ingin menunggangi situasi,” tegasnya.

Pemerintah Daerah Terbuka pada Kritik

Kang Rey menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Subang tidak menutup diri dari aspirasi publik. Pihaknya justru terbuka pada kritik, masukan, maupun saran dari mahasiswa dan masyarakat umum.

Kita sangat terbuka dengan aspirasi. Alhamdulillah, kemarin sudah berlangsung damai sampai hari ini Subang tetap aman dan kondusif. Saya percaya mahasiswa maupun driver ojol tidak mungkin bertindak anarkis kecuali ada oknum yang menyusup,” pungkasnya.

Mahasiswa: Kami Ingin Didengar, Bukan Ditunggangi

Sementara itu, perwakilan Aliansi BEM Subang menegaskan bahwa aksi mereka murni dilakukan untuk menyampaikan aspirasi terkait isu-isu nasional dan daerah. Mereka menolak keras apabila ada pihak-pihak yang mencoba menunggangi gerakan mahasiswa demi kepentingan politik maupun tujuan destruktif.

Kami datang dengan niat baik, membawa aspirasi rakyat. Kami ingin didengar, bukan digunakan oleh oknum untuk membuat kerusuhan. Mahasiswa Subang siap berdialog dengan pemerintah,” kata Dwi Prasetyo, Koordinator Lapangan ABS.

Ia pun menyayangkan adanya pelajar yang diamankan karena mencoba membuat ricuh. “Adik-adik pelajar seharusnya belajar dulu, jangan ikut-ikutan aksi dengan cara yang salah. Mahasiswa punya tanggung jawab moral untuk memberikan contoh yang baik,” tambahnya.

Analisis: Tiga Faktor Penentu Kondusifitas Unras Subang

Pengamat politik lokal, Hendra Wijaya, menilai ada tiga faktor utama yang membuat aksi unras Subang berjalan damai:

  1. Kesiapan Forkopimda
    Aparat keamanan sudah melakukan langkah antisipatif dengan mengamankan potensi provokator sejak dini.
  2. Kedewasaan Mahasiswa dan Ojol
    Massa aksi utama menolak cara-cara anarkis, memilih jalur damai, dan fokus pada substansi tuntutan.
  3. Komunikasi Terbuka dari Pemerintah Daerah
    Bupati Subang secara terbuka menerima kritik, sehingga mahasiswa merasa aspirasinya tidak diabaikan.

Sinergi antara mahasiswa, aparat, dan pemerintah menjadi kunci. Kalau salah satu tidak berjalan, mungkin hasilnya akan berbeda,” ujar Hendra.

Refleksi Sosial: Tantangan Generasi Muda

Fenomena keterlibatan pelajar SMA/SMK bahkan SMP dalam upaya provokasi menuai keprihatinan. Menurut psikolog pendidikan, Dr. Ratna Hapsari, hal ini menunjukkan adanya kebutuhan mendesak untuk memberikan edukasi politik dan demokrasi sejak dini.

Mereka masih mencari jati diri, mudah terbawa arus, dan rentan dimanfaatkan oknum. Sekolah, orang tua, dan masyarakat harus ikut serta memberikan pemahaman bahwa demokrasi bukan soal kerusuhan, melainkan soal dialog dan solusi,” jelas Ratna.

Doa Bersama: Menghormati yang Gugur

Acara doa bersama yang dipimpin Kang Rey juga menjadi momen refleksi atas gelombang demonstrasi yang terjadi secara nasional. Tujuh orang yang gugur dalam unras di berbagai daerah mendapat doa khusus.

Kita berduka atas jatuhnya korban di daerah lain. Semoga ini jadi pengingat agar kita di Subang terus menjaga kedamaian dan menghindari pertumpahan darah,” tutur Kang Rey dengan mata berkaca-kaca.

Kesimpulan

Aksi unras di Kabupaten Subang menjadi bukti nyata bahwa penyampaian aspirasi bisa dilakukan tanpa kekerasan. Dengan sinergi Forkopimda, kedewasaan mahasiswa, dan keterbukaan pemerintah, Subang berhasil menunjukkan bahwa demokrasi damai adalah jalan terbaik.

Bupati Subang pun berharap semangat ini terus dijaga, sehingga Kabupaten Subang bisa menjadi teladan bagi daerah lain dalam mengelola perbedaan pendapat tanpa harus menimbulkan korban jiwa maupun kerugian sosial.(M. Rahmat)





Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>


Tentang Kami

Mediapatriot.co.id adalah portal berita online nasional yang menyajikan informasi aktual, terpercaya, dan berimbang. Kami hadir untuk memberikan akses berita yang cepat dan akurat kepada masyarakat Indonesia, khususnya dalam bidang sosial, hukum, budaya, pemerintahan, dan berbagai isu strategis lainnya.
Didirikan oleh jurnalis senior Hamdanil Asykar, Mediapatriot.co.id berkomitmen menjaga integritas jurnalistik dan menjunjung tinggi Kode Etik Jurnalistik sesuai pedoman Dewan Pers. Dengan jaringan kontributor di berbagai daerah, kami menghadirkan berita lokal dengan cakupan nasional.
Misi kami adalah menjadi media digital yang membangun kesadaran publik melalui berita-berita edukatif, mendalam, dan bebas hoaks. Kami percaya bahwa informasi yang sehat adalah pilar utama demokrasi dan kemajuan bangsa.
Tim redaksi kami terdiri dari wartawan-wartawan berpengalaman yang mengedepankan prinsip keberimbangan, cek fakta, dan validasi sumber dalam setiap pemberitaan. Kami juga membuka ruang partisipasi publik melalui opini dan laporan warga yang dikurasi secara profesional.
Mediapatriot.co.id juga menjalin kerja sama dengan lembaga pemerintah, swasta, dan komunitas untuk mendorong literasi digital serta pemberdayaan masyarakat melalui media.
Untuk pertanyaan, saran, atau kerja sama media, silakan hubungi kami melalui halaman Kontak.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan

Komentar