Jakarta, mediapatriot.co.id —
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Presidium Persatuan Nusantara Indonesia (PNI), Dr. Jan Samuel Maringka, SH., MH., menyatakan dukungan penuh terhadap program nasional “Makan Bergizi Gratis” (MBG) yang digagas oleh Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto. Program tersebut dinilai sebagai langkah strategis dan humanis untuk memperkuat ketahanan gizi anak bangsa sekaligus membangun fondasi menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam upaya memperluas jangkauan dan efektivitas program, Dr. Jan Maringka menggandeng Ketua Umum Forum Masyarakat Indonesia Emas (FORMAS), Yohanes Handoyo Budhisetia, untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan dan pengawasan kegiatan berbasis masyarakat. Sinergi antara Presidium PNI dan FORMAS ini diharapkan menjadi kekuatan nyata dalam memastikan implementasi program MBG berjalan tepat sasaran dan berkelanjutan.
Gerakan Gotong Royong Gizi Nasional
Menurut Dr. Jan Maringka, program MBG tidak sekadar kebijakan pemberian makanan gratis, tetapi merupakan bentuk gerakan nasional berbasis gotong royong dalam bidang kesehatan dan pendidikan.
“Program Makan Bergizi Gratis adalah langkah mulia Presiden Prabowo dalam menata ulang masa depan bangsa. Anak-anak yang bergizi baik hari ini akan menjadi pemimpin tangguh di masa depan. PNI mendukung penuh visi besar ini dengan semangat nasionalisme yang kami warisi dari para pendiri bangsa,” ujar Dr. Jan Maringka dalam keterangan resminya di Jakarta, Senin (6/10/2025).
Dukungan tersebut, lanjutnya, sejalan dengan misi Presidium PNI dalam memperjuangkan nilai-nilai kebangsaan, keadilan sosial, dan pemerataan pembangunan di seluruh daerah Indonesia. Program MBG diyakini menjadi salah satu instrumen utama dalam mengatasi persoalan gizi kronis seperti stunting, yang hingga kini masih menjadi tantangan serius di banyak wilayah.
Kolaborasi Strategis dengan FORMAS
Kolaborasi antara Presidium PNI dan FORMAS dipandang penting untuk memastikan keberlanjutan program MBG di tingkat akar rumput. FORMAS, di bawah kepemimpinan Yohanes Handoyo Budhisetia, memiliki jejaring luas dengan berbagai komunitas masyarakat, lembaga pendidikan, dan organisasi sosial di seluruh nusantara.
“Kami di FORMAS siap menjadi mitra strategis pemerintah dan Presidium PNI dalam mengawal implementasi program ini. Indonesia Emas hanya bisa dicapai jika rakyatnya sehat, cerdas, dan memiliki gizi yang cukup. Kami akan bergerak bersama untuk memastikan MBG menjangkau setiap anak bangsa, dari Sabang sampai Merauke,” tutur Yohanes Handoyo.
Kerja sama ini mencakup tiga fokus utama:
- Edukasi Gizi dan Kemandirian Pangan Lokal, dengan melibatkan petani dan pelaku UMKM agar pasokan bahan makanan program MBG bersumber dari produksi dalam negeri.
- Pengawasan Partisipatif, di mana masyarakat ikut memastikan distribusi makanan berjalan adil dan transparan.
- Peningkatan Kapasitas Daerah, melalui pelatihan kader lokal yang akan menjadi motor pelaksanaan MBG di lapangan.
Menjawab Tantangan Stunting dan Ketimpangan Sosial
Indonesia masih menghadapi masalah stunting dengan angka prevalensi nasional sekitar 21 persen menurut data BPS 2024. Program MBG menjadi terobosan penting untuk menekan angka tersebut, terutama di daerah terpencil dan berpendapatan rendah.
Dr. Jan Maringka menegaskan, penanganan gizi anak bukan semata urusan medis, tetapi menyangkut dimensi keadilan sosial dan masa depan bangsa.
“Kita tidak bisa bicara Indonesia Emas jika anak-anak kita masih kekurangan gizi. MBG adalah wujud nyata kehadiran negara dalam memastikan setiap anak memiliki hak dasar untuk tumbuh sehat dan cerdas,” ucapnya.
Ia juga menyoroti pentingnya integrasi lintas sektor antara pemerintah pusat, daerah, organisasi masyarakat, dan dunia usaha dalam menjalankan program tersebut. Presidium PNI berkomitmen menjadi jembatan antara rakyat dan pemerintah agar aspirasi masyarakat terkait pelaksanaan MBG dapat tersampaikan dengan baik.
Dari Program Sosial ke Gerakan Nasional
Program “Makan Bergizi Gratis” di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo diharapkan tidak hanya menjadi kebijakan jangka pendek, tetapi juga gerakan nasional berkelanjutan. Pemerintah berencana menyalurkan makanan bergizi ke sekolah-sekolah dasar dan madrasah di seluruh Indonesia, dengan target jutaan anak sebagai penerima manfaat.
Presidium PNI menilai, bila dilaksanakan dengan sistem yang baik, MBG dapat memberikan efek domino terhadap peningkatan ekonomi rakyat kecil. Pasalnya, pasokan bahan makanan seperti sayur, telur, daging, dan buah akan banyak bersumber dari petani dan peternak lokal.
“Dengan MBG, kita tidak hanya memberi makan anak-anak, tetapi juga menghidupkan ekonomi desa. Ini adalah bentuk gotong royong modern yang menghidupkan kembali semangat kemandirian bangsa,” jelas Dr. Jan.
Presidium PNI dan FORMAS: Dari Jakarta untuk Nusantara
Kedua organisasi, Presidium PNI dan FORMAS, berencana membentuk Tim Kolaborasi Nasional MBG, yang akan berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Dinas Pendidikan, serta lembaga sosial di berbagai provinsi. Tim ini bertugas melakukan pemantauan, pendampingan teknis, serta pelaporan periodik kepada kementerian terkait.
Yohanes Handoyo menambahkan, pendekatan yang mereka lakukan bersifat inklusif, melibatkan berbagai pihak tanpa sekat ideologi maupun golongan.
“Ini bukan soal politik, tapi soal kemanusiaan. Kami ingin semua pihak turun tangan, karena anak-anak yang sehat dan kuat adalah investasi bangsa,” ujarnya.
Selain mendukung program di sekolah-sekolah, kolaborasi ini juga akan menyasar pesantren, panti asuhan, serta daerah bencana yang rentan terhadap krisis gizi. FORMAS dan PNI berkomitmen membuka posko gizi masyarakat di sejumlah kota besar sebagai pusat edukasi dan donasi pangan.
Menuju Indonesia Emas 2045
Visi besar Presiden Prabowo untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045 menjadi inspirasi utama gerakan ini. Melalui MBG, pemerintah ingin memastikan generasi masa depan memiliki fondasi kesehatan yang kuat untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional.
Dr. Jan Maringka memandang kolaborasi lintas lembaga seperti ini sebagai bukti bahwa semangat persatuan masih hidup di tengah masyarakat.
“Kita mungkin berbeda bendera organisasi, tetapi tujuan kita satu: memastikan anak-anak Indonesia mendapatkan masa depan yang layak,” katanya menegaskan.
PNI dan FORMAS berharap agar pemerintah terus melibatkan elemen masyarakat sipil dalam setiap tahap implementasi, karena keberhasilan program MBG tidak hanya ditentukan oleh kebijakan, tetapi oleh partisipasi rakyat.
Penutup: Dari Gizi untuk Negeri
Dukungan Dr. Jan Samuel Maringka terhadap program MBG bukan sekadar sikap politik, tetapi komitmen moral sebagai tokoh bangsa yang peduli pada masa depan generasi muda. Bersama FORMAS, ia bertekad menjadikan gerakan ini sebagai momentum kebangkitan nasional di bidang kesehatan dan kemanusiaan.
“Kita mulai dari satu piring bergizi, tetapi yang kita bangun adalah masa depan negeri,” tutup Dr. Jan dengan penuh keyakinan.
Melalui langkah konkret ini, semangat gotong royong kembali menemukan bentuknya — dari meja makan anak sekolah hingga cita-cita besar menuju Indonesia Emas yang berdaulat, adil, dan makmur.(Tommy K)
Komentar