Sibolangit, Kompas — Sebagai wujud nyata komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup dan mitigasi perubahan iklim, Perhimpunan Penjelajah Alam Bencana dan Konservasi Generasi Rimba Alam Semesta (GRAS) sukses menggelar Camp Edukasi Biodiversity and Cleanup Movement 2025 di kawasan Cagar Alam/Taman Wisata Alam (CA/TWA) Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada 25–26 Juni 2025 lalu.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari ini menjadi bagian dari Small Grant Programme RBC 2&3, hasil kerja sama antara Indonesia dan Norwegia untuk mendukung pencapaian target FOLU Net Sink 2030—yakni komitmen nasional untuk menekan emisi gas rumah kaca di sektor kehutanan dan penggunaan lahan.
Pelaksanaan program ini merupakan tindak lanjut dari Keputusan Kepala Biro Perencanaan, selaku Project Director FOLU Net Sink 2030, Nomor 1 Tahun 2025 tertanggal 28 April 2025. Dalam keputusan tersebut, GRAS ditetapkan sebagai salah satu penerima manfaat Result-Based Contribution (RBC) dari Pemerintah Norwegia, dengan penanggung jawab kegiatan Nurhabli Ridwan.
Dalam sambutannya, Nurhabli Ridwan, yang juga merupakan Founder sekaligus Ketua Umum GRAS, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi wadah pembelajaran bagi generasi muda untuk memperdalam pengetahuan tentang pelestarian lingkungan dan kehutanan.
“Camp ini bukan sekadar kegiatan rekreasi, melainkan sebuah gerakan edukasi untuk menanamkan nilai-nilai konservasi sejak dini. Kami ingin mencetak kader muda yang peduli terhadap hutan dan ekosistem alam,” ujar Nurhabli.
Kegiatan ini mendapat dukungan dari berbagai lembaga, di antaranya Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, serta kolaborasi dengan BBKSDA Sumatera Utara, Genetika FP UISU, Alumni Green Leadership Indonesia, dan Green Youth Movement (GYM) Sumatera Utara.
Sebanyak 100 peserta dari kalangan pelajar SMA/SMK/MA se-Sumatera Utara berusia 15–18 tahun dan pemuda penggiat alam berusia 19–23 tahun turut ambil bagian. Mereka menjalani berbagai rangkaian kegiatan, mulai dari edukasi lingkungan dan kehutanan, diskusi kelompok (FGD), hingga orientasi kawasan hutan.
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah penanaman 50 bibit pohon di area rawan longsor CA Sibolangit, dengan jenis di antaranya pohon durian, rambutan, salak, mahoni, kepuh (sterculia), kerumbuk, dan palem raja. Selain itu, peserta juga melakukan aksi bersih lingkungan di kawasan TWA Sibolangit dan berhasil mengumpulkan 355,915 kilogram sampah.
Sebagai penutup, panitia menggelar pengukuhan Duta Konservasi dan penyerahan piala bergilir bagi peserta terbaik.
Adapun hasil lomba, tim Sabhagiri-6 dari SMAN 6 Medan berhasil meraih juara umum sekaligus membawa pulang piala bergilir. Untuk kategori pelajar, Tim Bhuana Arsa (SMA Cahaya Medan) meraih juara pertama, disusul Taru Prana (AW 1 Medan) dan Takala, sementara Rimuda (Sispala PALH SMAN 2 Medan) mendapat juara harapan.
Untuk kategori pemuda, Duta Muda Sumut tampil sebagai juara pertama, diikuti CMR PKBI, Rimbapala, dan Wanarka.
Nurhabli menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung kegiatan ini.
“Kami sangat berterima kasih kepada BPDLH dan Kementerian Kehutanan RI atas dukungan penuh mereka. Semoga kegiatan ini terus berlanjut setiap tahun dan semakin banyak generasi muda yang terlibat dalam upaya konservasi,” ucapnya.
Kegiatan ini turut dihadiri Kepala Resort CA/TWA Sibolangit, Suparman, SP, beserta jajaran petugas resort yang ikut mendampingi jalannya seluruh kegiatan lapangan.
Kontributor: Explore Vipho GRAS | explorevipho.gras@gmail.com
Komentar