Minggu, 2 November 2025 | 08:33 WIB
Mediapatriot.co.id | Nasional
Langkat, Sumatera Utara — Kebijakan pemerintah pusat menurunkan harga pupuk bersubsidi mendapat sambutan penuh syukur dari para petani sawah di Kabupaten Langkat.
Mereka menyampaikan terima kasih kepada Presiden Republik Indonesia Bapak Prabowo Subianto dan PT Pupuk Indonesia (Persero) atas langkah nyata memperkuat keberlangsungan sektor pertanian nasional.


Harga resmi pupuk urea kini turun dari Rp112.500 menjadi Rp90.000 per sak, sementara pupuk NPK turun dari Rp115.000 menjadi Rp92.000 per sak. Penyesuaian sekitar 20 persen tersebut dinilai mampu mengurangi beban biaya produksi sekaligus meningkatkan daya saing hasil pertanian dalam negeri.
“Dengan harga pupuk yang lebih terjangkau, hasil gabah yang kami panen akan lebih mampu menopang ekonomi keluarga,” ujar salah satu petani sawah di Langkat dengan wajah berbinar.

Kebijakan Efisiensi, Bukan Penambahan Beban APBN
Pemerintah menjelaskan bahwa reformulasi harga pupuk tidak membebani anggaran negara secara tambahan.
Penurunan harga dilakukan melalui:
Efisiensi industri pupuk nasional
Pembenahan tata kelola distribusi
Penguatan sistem pengawasan berbasis digital
Distribusi pupuk bersubsidi kini menerapkan prinsip 7T (tepat jenis, jumlah, harga, waktu, tempat, mutu, dan penerima).
Kios resmi juga diwajibkan memasang papan Harga Eceran Tertinggi (HET) agar tidak terjadi penjualan di atas ketentuan.
Dampak Positif bagi Petani
Biaya produksi turun,margin usaha petani meningkat
Akses pupuk lebih merata keberpihakan untuk petani kecil
Produktivitas & swasembada naik memperkuat ketahanan pangan nasional
Momentum ini diyakini dapat menjadi fondasi kebangkitan pertanian Indonesia.
Pengawasan Menjadi Kunci Keberhasilan
Meski kebijakan positif, beberapa petani di lapangan mengaku harga di kios belum seragam mengikuti HET.
Karena itu, pemerintah daerah menegaskan pentingnya:
Transparansi data penerima melalui e-RDKK Disiplin penyaluran dari produsen hingga kios resmi
Penindakan tegas terhadap pelanggaran distribusi
Pengawasan yang konsisten akan menentukan apakah kebijakan ini benar-benar sampai ke tangan petani yang berhak.
Suara Pemerintah Pusat & Daerah
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam konferensi pers di Jakarta menyatakan:
“Penurunan harga pupuk bersubsidi merupakan bagian dari komitmen negara untuk memperkuat daya saing petani.
Kami akan memastikan penyaluran berjalan tepat sasaran.”
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Langkat, (2/11/2025)
menambahkan:“Petani sawah di Langkat sangat antusias menyambut kebijakan ini. Kami berharap distribusi pupuk bersubsidi dapat menjangkau petani kecil tepat waktu dan tepat kuantitas.”Data Pendukung Nasional & Regional.

Indikator Data
Kuota pupuk bersubsidi 2024–2025
9,55 juta ton
Penyaluran Pupuk Indonesia (Q1 2025)
1,7 juta ton, naik 30% YoY
Luas panen padi Sumut 2024
419.090 ha
Produksi GKG Sumut 2024
±2,15 juta ton, naik 3,19%
Stok pupuk bersubsidi Sumut (20 Mei 2024) 147.374 ton atau 360% dari stok minimum
Pembaruan data e-RDKK Setiap 4 bulan Menuju Kemandirian Pangan Indonesia
Kebijakan turunnya harga pupuk bersubsidi tidak hanya berimplikasi ekonomi, tetapi juga merupakan langkah strategis demi kedaulatan pangan nasional.
Bila seluruh unsur — pusat, daerah, produsen, kios, hingga petani — bergerak selaras, maka program ini akan menjadi tonggak kebangkitan kesejahteraan petani Indonesia.
(Ramlan|Mediapatriot.co.id|Kabiro Langkat)












Komentar