Kota Tegal, mediapatriot.co.id — Program Dramatik Reading yang digelar oleh Kampung Seni Tegal tahun ini memasuki tahun ketiganya. Kegiatan tersebut menjadi ajang penting bagi komunitas seni dan teater di Kota Tegal, sekaligus menjadi barometer perkembangan apresiasi publik terhadap seni pertunjukan.


Ketua Pengelola Kampung Seni Tegal, Saeful Mukmin, menjelaskan bahwa pelaksanaan program tahun ini berjalan dengan baik dan diikuti oleh tiga kelompok teater lokal.
“Alhamdulillah tahun ini bisa terlaksana dengan lancar. Ada tiga kelompok teater yang tampil, yaitu Teater ‘Q’ pimpinan Rudi Iteng, Teater Gemblong pimpinan Faiz, dan Teater Akar yang saya pimpin sendiri,” ujarnya.
Pertunjukan digelar selama tiga malam berturut-turut. Teater “Q” tampil pada Jumat malam (31/10) dengan mementaskan karya Nano Riantiarno, disusul Teater Gemblong pada Sabtu malam (1/11) yang menampilkan lakon berjudul “Menyemplung”. Sedangkan pada Minggu malam (2/11), Teater Akar menutup rangkaian dengan pementasan lakon klasik “Antigon”.
Dari tiga malam kegiatan tersebut, Kampung Seni Tegal secara tidak langsung berhasil mendata antusiasme publik terhadap dunia teater di wilayah Tegal dan sekitarnya. Berdasarkan pantauan panitia dan pengunjung, minat penonton tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh naskah yang dimainkan, melainkan lebih pada siapa aktor atau kelompok teater yang tampil.
Salah satu penonton setia selama tiga malam, Diah Setyowati, menuturkan bahwa selera masyarakat Tegal dalam menikmati teater cenderung personal.
“Publik penonton teater di Tegal itu tergantung siapa aktornya. Kalau yang main sudah dikenal, baru ramai. Tapi kalau naskahnya bagus tapi pemainnya baru, biasanya sepi,” ujar Diah.
Sementara itu, Yono Daryono, pimpinan Teater RSPD yang turut hadir menonton pementasan Teater Gemblong pada Sabtu malam, memberikan pandangan kritis terhadap format Dramatik Reading.
“Program Dramatik Reading itu menurut saya agak menjenuhkan. Saya pribadi lebih asyik menonton pembacaan puisi karena lebih ekspresif,” ungkapnya kepada Media Patriot Nasional.
Meski menuai beragam pendapat, program Dramatik Reading Kampung Seni Tegal tetap dianggap penting sebagai ruang latihan dan apresiasi bagi pelaku seni peran lokal. Selain menjadi ajang uji naskah dan interpretasi sutradara, kegiatan ini juga menjadi sarana memetakan dinamika penonton teater di daerah.
Kampung Seni Tegal berkomitmen untuk terus menggelar kegiatan serupa setiap tahun dengan harapan dapat memperkuat ekosistem seni pertunjukan di Tegal dan menjadikan kota ini sebagai salah satu pusat kreativitas teater di wilayah pantura Jawa Tengah.(NurDibyo)





















Komentar