Disusun oleh: Qoriroh Mumtazah Salsabilah (172251076)
Dosen Pengampu: Tania Ardiani Saleh, Dra., M.S.
MATA KULIAH LOGIKA DAN PEMIKIRAN KRITIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2025
Guru dan Masa Depan Bangsa
Oleh: Qoriroh Mumtazah Salsabilah
A. Pendahuluan
“Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.” Saya setuju akan kalimat itu, namun di kehidupan nyata guru juga merupakan makhluk sosial yang juga menyandang peran sebagai rakyat. Yang mana tetap membayar pajak, menghidupi diri sendiri dan keluarganya, serta memenuhi kebutuhannya. Kembali pada tugas seorang guru yang bisa dianggap sangat memengaruhi perubahan dunia dan sangat berat, akankah pantas jika guru hanya dianggap sebagai beban negara?
Apalagi guru honorer yang bahkan ada yang digaji dengan upah yang apabila dibuat makan satu bulan pun sangat memilukan. Dengan upah segitu bahkan sangat jauh nominalnya dengan peran mereka sebagai pembangun agen perubahan. “Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia.” – Nelson Mandela. Dari kalimat ini bisa kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan kunci utama menuju keberhasilan. Namun sangat disayangkan orang yang dapat memberi jalan keberhasilan untuk kita itu masih belum disejahterakan oleh negara kita sendiri. Yang bahkan patut dikasihani lagi nasib pendidikan saudara-saudara pelajar kita yang berada di pelosok daerah, yang jarang disentuh oleh pemerintah dan akses pendidikan yang belum standar seperti kita yang berada di kota atau sekitarnya. Mungkin jika pendidik dapat disejahterakan, nasib mereka dapat lebih baik dari yang sekarang.
B. Pembahasan
Guru merupakan bibit dari penunjang orang-orang hebat pengubah dunia baik dulu, sekarang, maupun di masa depan nanti. Tak bisa kita bayangkan jika bangsa kita ini tak ada manusia yang memiliki peran seorang guru, entah serusak apa bangsa kita. Seorang guru bukan hanya mendidik dalam hal pelajaran saja, namun juga dalam pembentukan karakter dan kepribadian. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, dijelaskan bahwa tugas pokok seorang guru itu sangat banyak, yaitu di antaranya mendidik, membimbing, mengajar, melatih, mengarahkan, menilai, dan mengevaluasi para peserta didik.
Kebanyakan orang lain memandang remeh kepada para guru, karena mereka berpikir bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari membaca buku tanpa harus adanya seorang guru. Namun, mungkin mereka lupa kalau buku pun memiliki penulis atau pengarang yang membutuhkan seorang guru dalam menyelesaikan buku mereka. Para pemuda sekarang banyak yang takut untuk menjadi seorang guru karena upah pendapatannya yang kecil dan beratnya tugas menjadi seorang guru. Itu juga merupakan salah satu akibat dari kurangnya kesejahteraan guru dari pemerintah.
Kenapa kita harus mensejahterakan guru? Mungkin hal ini banyak yang bertanya atau bahkan hanya acuh akan pertanyaan ini, tanpa mengetahui akibatnya jika hal ini diteruskan hingga bertahun-tahun. Di mana nanti kurangnya sosok guru akibat merosotnya peminat menjadi guru, terdapat guru yang terselip rasa terpaksa dalam mendidik akibat merasa kecewa karena kehadirannya dipandang sebelah mata, peserta didik yang kurang menghormati gurunya akibat merasa derajatnya lebih tinggi dibanding gurunya, pemerataan pembelajaran kurang efisien karena tak ada dukungan untuk guru, dan lain sebagainya.
Sejauh ini yang paling memprihatinkan yaitu guru honorer. Diliput dari KlikASN, gaji guru honorer di daerah yang anggarannya terbatas hanya mencapai Rp300.000 per bulan. Peran guru honorer sudah cukup besar dalam memajukan pendidikan di Indonesia. Tercatat dari jumlah 3,34 juta guru di Indonesia, 48% di antaranya merupakan guru honorer, meski begitu kesejahteraan belum dirasakan sepenuhnya.
Jika dipikir secara logika, pantaskah seorang guru dengan pekerjaan yang sangat berat dan pengaruh perannya yang sangat besar dalam memajukan bangsa ini hanya diberi upah Rp300.000 per bulan? Bangsa kita ini butuh para generasi penerus bangsa yang memiliki tekad besar dalam membawa perubahan yang baik untuk negara kita, dan negara ini juga butuh dipimpin oleh pemimpin yang berjiwa patriot tinggi dan mau memajukan negara dengan perubahan yang baik dari masa lalu. Dan jiwa mereka itu semua ditanam oleh guru-guru mereka, diberi arah akan kata bagaimana dan di mana, serta dibimbing agar menjadi sosok yang sangat dibutuhkan oleh negara ini. Semuanya itu tak luput dari perjuangan dan pengorbanan seorang guru.
C. Kesimpulan
Jasa sosok seorang guru sudah tidak perlu diragukan lagi bagi kita. Guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan saja, namun juga mengajarkan dan menanamkan pribadi karakteristik yang baik untuk kita. Semua pengorbanan dan usahanya itu sangat besar untuk mencerdaskan bangsa. Maka dari itu, sudah seharusnya kita mensejahterakan mereka. Selain karena tugas mereka dan sesama rakyat, mensejahterakan guru juga dapat menjadi penghargaan atas usaha mereka sekaligus memastikan bahwa kualitas pendidik di Indonesia tetap terjaga.
D. Referensi
Baids, F. dan Sofyan. (2024). “Guru Sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa: Perspektif Hegemoni Dalam Pendidikan Menurut Antonio Gramsci.” Kelola: Journal of Islamic Education Management, 9(2).
Dhobith, A. (2024). “Analisis Kebijakan Gaji Guru Honorer Terhadap Kesejahteraan Hidup Guru Honorer di Indonesia.” Jurnal Paramurobi, 7(1).
Administrator. (2022). “Daftar Gaji Guru SD Honorer Terbaru 2022.” KlikASN.com. https://klikasn.com/berita-pns/daftar-gaji-guru-sd-honorer-terbaru-2022/
Jayani, H.D. (2022). “52% Guru di Indonesia Berstatus PNS.” Databoks. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/01/12/52-guru-di-indonesia-berstatus-pns













Komentar