Jum’at | 19 Desember 2025 | Pukul | 12.50 | WIB
Mediapatriot.co.id | Bogor | Indonesia | Berita Terkini – kembali menegaskan posisinya sebagai mitra strategis negara-negara Afrika dalam pengembangan peternakan modern dan berkelanjutan.
Komitmen tersebut tercermin dalam penutupan Pelatihan Manajemen Embrio Transfer bagi Negara-Negara Afrika yang digelar di Hotel Santika, Bogor, Kamis (18/12/2025), sekaligus menjadi tonggak penting penguatan kerja sama bilateral Indonesia–Nigeria di bidang bioteknologi reproduksi ternak.
Pelatihan yang berlangsung selama 11 hari, sejak 8 hingga 18 Desember 2025 ini, tidak hanya berorientasi pada penguasaan keterampilan teknis, tetapi juga dirancang untuk memperkuat kapasitas manajerial, jejaring profesional, serta pemahaman komprehensif mengenai pengembangan genetika ternak sebagai fondasi ketahanan pangan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI, Agung Suganda, menegaskan bahwa keberhasilan program ini tidak diukur semata dari kelulusan peserta, melainkan dari kualitas pertukaran pengetahuan dan pengalaman lintas negara yang terbangun selama pelatihan.
Pelatihan ini menjadi ruang strategis untuk berbagi praktik terbaik dan inovasi.
Harapannya, ilmu yang diperoleh mampu mendorong peningkatan kualitas genetika ternak, produktivitas, serta memperkuat ketahanan pangan, khususnya di Nigeria,” ujar Agung.
Ia menambahkan, Indonesia melalui Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang berkomitmen membuka ruang kolaborasi seluas-luasnya dengan negara mitra, baik dalam bentuk transfer teknologi, pendampingan teknis, maupun pengembangan sumber daya manusia.
“Kerja sama Indonesia–Nigeria di bidang bioteknologi reproduksi ternak harus terus diperkuat agar memberikan dampak nyata dan berkelanjutan bagi pembangunan sektor peternakan,” tegasnya.
Sementara itu, Muhammed Gidado, Special Assistant to the Honourable Minister pada Federal Ministry of Livestock Development Nigeria, menyoroti tantangan struktural yang masih dihadapi sektor peternakan di negaranya.
Menurutnya, peternakan memiliki peran vital dalam ketahanan pangan nasional, penghidupan masyarakat pedesaan, pertumbuhan ekonomi, hingga penciptaan lapangan kerja.
“Produktivitas ternak di Nigeria masih berada di bawah potensi optimal akibat keterbatasan sumber daya genetik serta program pemuliaan yang belum terintegrasi secara sistematis,” ungkap Gidado.
Ia menilai pelatihan yang diselenggarakan Indonesia menjadi solusi strategis karena memberikan pemahaman menyeluruh terkait teknologi Embrio Transfer, mulai dari aspek teknis, manajerial, hingga kesehatan dan kesejahteraan hewan.
Gidado berharap pengetahuan tersebut dapat diadaptasi sesuai konteks lokal Nigeria dan menjadi pijakan reformasi sistem pemuliaan ternak secara berkelanjutan.
Pada kesempatan yang sama, Hendra Satya Pramana, mewakili Direktur Kerja Sama Pembangunan Internasional (KSPI) Kementerian Luar Negeri RI, menekankan bahwa penguatan sumber daya manusia merupakan inti dari kerja sama pembangunan internasional yang dijalankan Indonesia.
“Indonesia tidak hanya mentransfer teknologi, tetapi juga memastikan kapasitas SDM mitra berkembang secara utuh, sehingga mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh secara efektif dan kontekstual,” ujarnya.
Ia menambahkan, kemitraan Indonesia–Nigeria di sektor peternakan diharapkan terus berkembang dan memberi manfaat timbal balik bagi kedua negara.
Sebagai informasi, kegiatan ini didanai oleh Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (Indonesian Aid), sebuah lembaga independen di bawah pemerintah Republik Indonesia yang berperan sebagai instrumen diplomasi pembangunan Indonesia di tingkat global.
Agung Suganda turut menyampaikan apresiasi kepada Kementerian Luar Negeri, Biro Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Pertanian, serta seluruh panitia, narasumber, dan fasilitator yang telah berkontribusi dalam penyelenggaraan pelatihan.
Ia menilai kolaborasi lintas lembaga ini sebagai contoh konkret diplomasi pembangunan Indonesia yang inklusif, adaptif, dan berorientasi pada hasil.
Penutupan pelatihan ini sekaligus menandai langkah nyata diplomasi teknis Indonesia di sektor peternakan, serta memperkuat jembatan Kerja Sama Selatan–Selatan dan Triangular (KSST). Dari Bogor, Indonesia dan Nigeria menatap masa depan peternakan Afrika yang lebih produktif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
(Redaksi | Mediapatriot.co.id)













Komentar