Malam Nisfu Sya’ban, Masjid Jami Darul Muhsinin 1 Kalibaru

Bekasi, MPI
Malam Nisfu Sya’ban tahun ini berlangsung Kamis 17 Maret 2022.

Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan masyarakat Kalibaru melakukan peringatan Nisfu Sya’ban di Masjid Jami Darul Muhsinin 1 Kalibaru, yang dihadiri para pengurus dan jamaah sekitar masjid, hadir juga Ketua Jajaka Nusantara DPC Bekasi Barat, Ketua PAC Pejuang Siliwangi Indonesia Kecamatan Medan Satria dan unsur masyarakat.

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID melalui WhatsApp Channel resmi kami:
https://whatsapp.com/channel/0029VbA7Ah9HgZWhj19BMY0X

Ketua PAC Pejuang Siliwangi Indonesia H. Paryadi, SE. Menjelaskan kepada awak Media, tentang Nisfu memiliki arti pertengahan. Sementara Sya’ban merupakan bulan ke delapan dari 12 bulan penanggalan Islam.

Jadi, Nisfu Sya’ban mengandung arti pertengahan bulan Sya’ban.

Banyak amalan yang bisa dilakukan pada malam Nisfu Sy’aban atau seperti melakukan sholat qiyamul lail, berdoa membaca Quran dan lain-lain.

Menurut H. Paryadi, SE tidak ada sholat khusus pada malam Nisfu Sya’ban. Yang ada adalah sholat malam seperti sholat tahajud.”terang H. Paryadi”.

Amalan Malam Nisfu Sya’ban

  1. Membaca Yasin di Malam Nishfu Sya’ban

“Adapun pembacaan surat Yasin pada malam Nishfu Sya’ban setelah Maghrib merupakan hasil ijtihad sebagian ulama, konon ia adalah Syeikh Al Buni, dan hal itu bukanlah suatu hal yang buruk”. (Syaikh Muhammad bin Darwisy, Asná al-Mathálib, 234)

“Diantara keistimewaan surat Yasin, sebagaimana menurut sebagian para Ulama, adalah dibaca pada malam Nishfu Sya’ban sebanyak 3 kali. Yang pertama dengan niat meminta panjang umur, kedua niat terhindar dari bencana dan ketiga niat agar tidak bergantung kepada orang lain”. (Fathu al-Malik al-Majíd, 19)

  1. Berdoa di Malam Nisfu Sya’ban
    Ibnu Mas’ud berkata: “Tidak seorang pun berdoa dengan beberapa doa berikut kecuali Allah akan melapangkan hidup baginya: “Wahai Dzat pemberi anugerah, maka tak ada yang mampu memberi anugerah pada Mu. Wahai Dzat yang agung dan mulia, pemberi anugerah dan nikmat.

Tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau. Wahai penolong pengsungsi, pelindung para pencari perlindungan, pemberi rasa aman bagi yang ketakutan. Jika Engkau menakdirkan aku di Lauh Mahfudz sebagai orang yang celaka, maka hapuskanlah.

Dan tetapkanlah aku disisi Mu sebagai hamba yang beruntung dan mendapat pertolongan pada kebaikan. Engkau berfirman dalam Al-Quran: “039.
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)” (Riwayat Ibnu Abi Syaibah, Al-Mushannaf 7/85)

  1. Salat Sunah Di Malam Nishfu Sya’ban
    Melaksanakan salat sunah secara mutlak dijelaskan dalam hadis:

Sabda Nabi : “Salat adalah sebaik-baik syariat, siapa yang ingin memperbanyak maka perbanyaklah, dan siapa yang ingin melakukan sedikit maka lakukanlah” (Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadis ini dinilai sahih oleh Ibnu Hibban. Fath Al-Bari 2/479).

Hadis inilah yang dijadikan dalil oleh Mufti Mesir dalam melaksanakan salat sunah mutlak, namun harus menjaga betul dengan niat shalat tersebut agar tidak diniati dengan niat shalat yang tidak ada tuntunannya.

  1. Puasa Nisfu Syaban
    Puasa di hari ke 15 bulan Sya’ban atau siang hari Nisfu Sya’ban ada yang menyatakan bid’ah, namun tidak demikian menurut mayoritas para ulama:

Puasa pada hari Nisfu Sya’ban tidaklah dilarang. Sebab termasuk hari-hari purnama (tanggal 13-14-15 Hijriyah) yang dianjurkan untuk berpuasa di setiap bulan. Sungguh telah ada perintah puasa pada pertengahan Sya’ban secara khusus. Disebutkan dalam Sunan Ibni Majah dengan sanad yang dlaif: Ddiriwayatkan dari Ali, dari Nabi :

“Jika ada malam Nishfu Sya’ban maka ibadahlah di malamnya dan puasalah di siang harinya. Sebab (rahmat) Allah lturun di malam itu sejak terbenam matahari ke langit yang paling dekat. Allah lberfirman: “Adakah yang meminta ampunan maka Aku ampuni dia, adakah yang minta rezeki maka Aku beri dia rezeki, adakah orang yang diberi musibah maka Aku sembuhkan, dan bentuk permintaanpermintaan yang lain, hingga terbit fajar” (Lathaif Al-ma’arif 1/151).

Demikian penjelasan dalil Nisfu Sya’ban, asal usul peringatan dan amalan-amalannya.

Wallahu A’lam Bish Showab.

Reporter MPI, Yadi


Baca juga: Strategi Backlink Berkualitas



Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>

Posting Terkait

Jangan Lewatkan