Muktamar V IAEI Berkomitmen Membangun Ekonomi Nasional

 

Jakarta, MediaPatriot.co.id

📲 Simak Berita Terpercaya Langsung di Ponselmu!

Ikuti MediaPatriot.CO.ID melalui WhatsApp Channel resmi kami:
https://whatsapp.com/channel/0029VbA7Ah9HgZWhj19BMY0X

Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia (IAEI) menyelenggarakan Muktamar V diHotel Sahid Jakarta pada hari Kamis 15 mei 2025 sekitar jam 13.3O wib dihadiri Mahruf Amin mantan wakil persiden dengan mengagendakan pemilihan ketua umum yang baru dan pada malam hari dihadiri oleh mantan wakil presiden RI Yusuf Kalla yang juga sebagai Ketua DPA IAEI serta mantan kepala Bank Indonesia semasa pemerintahan mantanPresiden RI bapak Susilo Bambang Yudoyono dan
Srimulyani Menkeu RI 2025 selaku ketua Umum IAEI beserta jajarannya , anggotaIAEI

Dalam agenda acara yang diselenggarakan IAEI memperingati Hari lahir Yusuf Kalla dengan memberikan Kue ulang tahun serta uacapan Harlah kepada bapak Yusuf Kalla oleh seluruh yang hadir pada acara tersebut

Diwaktu dan tempat yang bersamaan
Associate Professor Agustianto Mingka selaku salah seorang pendiri Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia dan mantan Seketaris jenderal IAEI menjelaskan bahwa kita memotivasi apa yang menjadi atau orientasi yang paling prioritas.
Iya, ikatan ahli ekonomi Islam ini organisasi pakar dan intelektual ekonomi syariah.
Wadah yang sangat strategis untuk mengembangkan dan memajukan ekonomi dan keuangan syariah.
Tujuan dari kehadiran DEI atau kelahiran DEI pada tanggal 2 Maret tahun 2004 itu adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia melalui ekonomi syariah.

Kemudian lanjut Prof Agustianto Mingka dengan tujuan utama adalah untuk mengembangkan ilmu ekonomi syariah melalui riset-riset. ternyata ekonomi syariah di perguruan tinggi ataupun di lembaga-lembaga kajian,
Pusat kajian strategis yang sudah kita dirikan.
Kemudian juga untuk menerapkan ekonomi syariah tidak saja perbankan dan keuangan,
tapi juga adalah di sektor industri halal. Kemudian juga kegiatan sosial ekonomi,
yaitu zakat dan wakaf. Zakat potensinya 2.000 triliun, tapi baru tercapai. Sedangkan wakaf itu potensinya juga bisa 427 triliun yang menurut Baznas Wakaf itu baru tercapai tahun lalu itu baru 29 triliun, jelasNya
Jadi berarti belum mencapai angka 6%. Jadi berarti banyak potensi-potensi ekonomi syariah
yang turut untuk meningkat ekonomi.
Cuma belum tergali secara optimal.

Prof AgustiantoMingka menambahkan bahwa dari IAEI itu dimaksudkan untuk menggali potensi-potensi itu dengan banyak melakukan kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial atau lembaga zakat dan wakaf. Baznas ataupun BWI namanya, Badan Wakaf Indonesia.
Nah selain itu juga kita IAEI kadang ahli ekonomi kini berupaya untuk memberikan kontribusi nyata kepada pemerintah dengan menggerakkan IAEI,
mengembangkan industri perbankan dan keuangan syariah.
Supaya Indonesia yang mayoritas muslim bisa menjadi pusat ekonomi
dan keuangan syariah dunia sesuai dengan komposisi masyarakat Indonesia ini yang
kalau jumlah 87% namun realitanya market share perbankan syariah ataupun praktek di lapangan itu baru 10% atau 12%.
Walaupun perbankan itu 7,6% yang tadi saya ceritakan itu.
Sementara ketingkat literasi keuangan syariah itu sudah hampir 40%
angka yang benangnya 39% ya tahun 2024.
Tapi apa namanya realisasi prakteknya dari masyarakat itu baru
yang itu tadi berkisar adalah 10-20% ya secara total berarti ada keselisihan.
Nah ini adalah tugas besar di arah ahli ekonomi Islam melalui gerakan-gerakan,
integrasi sosialisasi dan integrasi.
Yang terakhir ujuan dari ikatan ahli ekonomi islam adalah untuk membangun kerjasama dengan semua distansi, semua lembaga-lembaga terkait ya, baik kementerian, lembaga perbankan,
OJK, Bank Indonesia dan juga lembaga-lembaga internasional, baik lembaga keuangan ataupun lembaga pendidikan.
Nah supaya nanti jadikan ekonomi syariah ini betul-betul mendatangkan dampak bagi peringkatan ekonomi syariah Indonesia.
Nah kena potensi ekonomi syariah dan SDM ekonomi syariah ini juga besar.
Nah sebagainya saya sebut tadi bahwa salah satu fokus kegiatan ikatan ahli ekonimi islam ini adalah mengalakkan pendidikan.
Kalau udah dulu pertama kali edukasi, itu saya yang mendirikannya atau sebelumnya
program studio perbankan syariah pertama Indonesia.

Tapi lembaga kita yang mengembagan itu yang terbesar di dunia sekarang namanya
tiktiswat konsultik Indonesia.
Ya bisa dicari di Google nanti di internet, di AI, di tiktok, di sebuah seluruh Indonesia.
Ini sudah mengalakkan pelatihan di seluruh perbankan dan kedidikan itu sebanyak
1332.
Dan itu sudah melibatkan 30.000an sumber dari insani leader-leader saya.
Kalau level kampus itu tentu jumlahnya bisa jutaan.
Karena satu program studio saja, satu apa namanya pengkhotbah itu bisa 6.100.000.

Nah ini adalah potensisi perdayung insani yang lebih besar untuk mengembangkan perbankan kemasyarakat dan industri halal.
Nah itu yang sekarang program studio itu sudah lebih dari 100.000 program studio, Pak.
S1, S2, S3, D4, vokasional, polistenik, politenik dan Sekarang akademis.
Dan itu termasuk khusus utama dari program RIA ini.
Jadi mengembangkan pedidikan ekonomi syarikat di Perbuwan TV.
Nah selain itu kita juga membuat pendidikan yang informal,
yaitu pelatihan-pelatihan perbankan, peruangan, industri halal itu pelatihan-
terus industri, termasuk zakat dari bapak dan bapak.

Ya itu banyak faktornya. Kalau kita berdiklat dengan Malaysia dan Timur Tengah, kalau kita berdiklat dengan Malaysia dan Timur Tengah, mereka itu pemerintahnya itu memberikan perhatian besar ya kepada pengembangan ekonomi syariah. Banyak dana masuk.
Misalnya seluruh dana BUMN harus masuk bank syariah.
Maka dia bisa jemputnya besar dan bisa membuat layanan seperti banyaknya.
Tapi itu masih tolong perlatihan besar ya dibandingkan di BNI.
Nah jadi itu salah satu penyebabnya.
Bapak perhatikan pemerintah untuk membesarkan syariah itu
ini masih sangat lemah.
Dan kalau dia mau, misalnya ada asuransi syariah.

Beliau mengatakan Negeri ada jasindo, ada jasa raharja dan semuanya itu salah satu di syariah.
Dulu kita inginkan buka merger.
Kalau merger itu kan benar-benar kita memang.
Dulu tak bersyarikat.
Ya kan diambil dari BNI sedikit, dari BNI sedikit, dari berkumpul sedikit.
Kita ingin dulu bank BTN itu salah satunya di syarikat. Seperti di Korea.
Jadi ada bang yang lebih syarikat.
Jadi bukan yang sudah ada syarikat.

Jadi tidak ada peran pemerintah untuk besarkan itu.
Seperti di lembaga asuransi.
Jadi sekarang asuransi asetnya 1224 triliun hari ini.
Tapi yang syarikatnya terlalu sedikit.
Kita inginkan ada asuransi jasindo.
Setara semuanya.
Sekarang ini belum ada.
Upaya apa pun digabungkan.

Pemerintah di daerah.
Kemudian kan apa lagi.
Walaupun lama harus actual.
Jadi perlu dioptimalitasikan.
Supaya bisa menjadi apa namanya itu.
Markas atau berpusat.
Dia sejab kampus taribak.
Dan itu masih belum berjalan.
Apa namanya itu status yang menjadi badan.
Sehingga dia selevel Menteri.
Jadi asuransi juga meningkat.
Nah kalau sekarang itu bagi struktur dari sebuah kementerian.
Struktur ya.
Jadi dia asuransi.
Bukan punya badan sendiri ya.
Jadi ada sebuah kementerian.
Kemudian dibawahnya.
Jadi dibawah dirjen lagi dia.
Hati-hati jadi di dalam struktur.
Jadi tidak bisa dia memberikan apa namanya itu Memanajemen.
Maksudnya yang bisa menjadi mitra pemerintah. Untuk mengembangkan.
Dan kalau ekonomi syariah ya Jadi harus jadi Ministeri Menteri.

Artinya terlalu banyak birokrasi yang harus di. Dan itu ada dengan anggaran juga nanti.
Nah jadi yang lain kan harusnya adanya.
Itu memang kita setuju ya adanya.
Efficiency. Tapi kalau kita lihat kontribusi ekonomi. Sekarang sudah mencapai.
Di luar pasar modal 2.815 triliun.

Didalam pengembangan pengelolaan.
Perbankan dan keuangan syariah.
Kita harapkan dari kejutan Muktamar Akan lahir nanti pemimpin baru.
dan struktur yang baru, yang lebih luas, yang mengakomodasi
seluruh pakar-pakar ekonomi syariah Indonesia yang berasal dari 1.000 program studi, digabungkan dengan para politisi dan birokrasi dari Beberapa kementerian, Koperasi Keuangan, OJK Indonesia.
Untuk agama itu harus dilibatkan semuanya, juga melibatkan para praktisi dalam dunia besar, yaitu dari ingin perbankan, bisa keuangan, asuransi, kemudian dari industri halal, harap Prof Agus

Ini memang harus berkintin menjadi satu program besar.
Kena diantara lembaga-lembaga ini,
itu harus menjadi apa namanya itu,
sidrati dan kolaborasi.
Jadi, dia menjadi sebuah ekosistem,
ekosistem yang saling terkait dan saling mendukung.
Sehingga uang itu tidak banyak lari ke mana-mana, tapi dalam perputarannya.
Dalam satu konsep ini,
di SAI A, beri keberian kepada industri halal, model kosmetik, wartak, dari pulau dan hilir itu, studio-nya itu di BAE, oleh syarikat., tutupNya

Red Irwan



Wartawan di lapangan dibekali Kode Sandi untuk membuka DAFTAR WARTAWAN Dibawah ini:DAFTAR WARTAWAN>>>

Posting Terkait

Jangan Lewatkan