Tegal, Media Patriot Nasional.co.id – Mulai Sabtu, 26 Juli 2025, masyarakat di Kecamatan Pangkah telah mulai menerima Bantuan Pangan Tahun 2025. Informasi ini diperoleh dari Pak Untung, Ketua RT 02 RW 04 Dukuh Sabrang, Desa Pangkah, Kecamatan Pangkah, Kabupaten Tegal.
Kepada Media Patriot, Pak Untung yang ditemui saat membagikan surat undangan penerima bantuan pada Minggu sore, 27 Juli 2025, menjelaskan bahwa warga Dukuh Sabrang khususnya RT 02 yang menerima undangan dapat mengambil bantuan berupa beras sebanyak 20 kilogram. Bantuan ini merupakan alokasi untuk bulan Juni–Juli 2025.
“Dimohon yang telah mendapat surat panggilan, besok jangan lupa membawa KTP dan sebaiknya tidak diwakilkan,” ujar Pak RT Untung.
Lebih lanjut ia menjelaskan, jika ada warga yang sudah diundang namun tidak mengambil bantuan hingga 5 hari tanpa alasan jelas, maka hak bantuan tersebut akan digantikan kepada PBP (Penerima Bantuan Pangan) lain yang lebih layak.
Sementara itu di tempat berbeda, Kepala Desa Tonggara Kecamatan Kedungbanteng, Rasikin, SH., menegaskan bahwa pihaknya menolak menjadi petugas pembagi bantuan beras. Menurutnya, tidak ada nomenklatur atau aturan yang mewajibkan perangkat desa membagikan beras bantuan.
“Kalau hanya ketempatan, silakan Dolog membagikan langsung ke warga. Tidak harus di balai desa, bisa di lapangan bola, di belakang masjid, atau di kantor pos,” jelas Rasikin.
Ia juga menambahkan bahwa sebagai kepala desa yang dipilih langsung oleh masyarakat, ia khawatir jika membagikan bantuan akan dianggap sebagai upaya memanjakan pemilihnya sendiri. “Saya trauma, bantuan bisa dipolitisasi. Padahal ini murni program pemerintah pusat,” ujarnya.
Di sisi lain, Ibu Tati (65), seorang pedagang kecil di Pangkah yang menerima undangan bantuan malam Senin tersebut, mengaku sangat senang dan bahagia. Ia menyatakan bahwa sudah cukup lama tidak mendapatkan program bantuan.
“Tahun lalu saya pernah dapat beras dan bantuan uang Rp300.000, tapi itu di masa presiden yang lama. Kalau sekarang Presiden Prabowo memerintahkan jangan ada rakyat Indonesia yang tidak punya beras di bulan kemerdekaan, saya rasa itu sangat tepat. Apalagi rakyat sedang susah setelah banyak pengeluaran untuk wisuda anak, daftar sekolah, dan biaya tahun ajaran baru,” tutur Ibu Tati penuh syukur.
Program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat kecil untuk bisa menghadapi kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih.(NurDibyo)