Oleh: Azka Ahmad Pangestu
Dosen Pengampu : Tania Ardiani Saleh, Dra., M.S.
Universitas Airlangga
A. Pendahuluan
Penyakit Tidak Menular (PTM) telah menjadi salah satu tantangan kesehatan publik terbesar di kota-kota metropolitan Indonesia, termasuk Surabaya. Di antara berbagai PTM, Diabetes Melitus (DM) muncul sebagai ancaman serius yang sering kali tidak disadari hingga menimbulkan komplikasi fatal. Penyakit yang dikenal sebagai “induk dari segala penyakit” ini mengalami peningkatan prevalensi yang mengkhawatirkan di kalangan masyarakat urban akibat perubahan gaya hidup yang drastis.
Inovasi dalam penanganan medis memang terus berkembang. Namun, upaya pencegahan dan pengendalian di tingkat komunitas masih menghadapi berbagai kendala, seperti rendahnya kesadaran masyarakat dan belum meratanya akses terhadap program deteksi dini.
Menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya, pada pertengahan 2023 tercatat lebih dari 119.000 warga Surabaya terdiagnosis menderita diabetes. Mayoritas penderita berada pada usia produktif. Angka ini merefleksikan beban ganda yang harus ditanggung kota: penurunan produktivitas ekonomi dan peningkatan biaya sistem jaminan kesehatan.
Di sisi lain, tren kesadaran akan gaya hidup sehat mulai tumbuh, namun belum sebanding dengan masifnya paparan lingkungan yang mendorong pola makan tidak sehat dan minim aktivitas fisik. Oleh karena itu, analisis mendalam terhadap tren kasus, dampak, dan strategi penanggulangan diabetes di Surabaya sangat penting dilakukan sebagai landasan untuk merumuskan solusi komprehensif yang dapat menekan laju prevalensi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
B. Argumen atau Isi
1. Tren Peningkatan Kasus: Cerminan Gaya Hidup Urban
Peningkatan jumlah penderita diabetes di Surabaya secara signifikan mencerminkan dampak gaya hidup perkotaan yang serba cepat dan modern. Pola makan masyarakat bergeser ke arah konsumsi makanan olahan tinggi gula, lemak jenuh, dan kalori, yang mudah diakses melalui layanan pesan-antar.
Fenomena ini diperparah dengan minimnya aktivitas fisik akibat ketergantungan pada kendaraan bermotor dan jenis pekerjaan sedenter (lebih banyak duduk). Kombinasi antara asupan kalori berlebih dan pembakaran energi yang minim menciptakan kondisi ideal bagi berkembangnya obesitas serta resistensi insulin, yang merupakan akar diabetes tipe 2.
Tren ini tidak hanya menyerang kalangan lanjut usia, tetapi juga semakin banyak ditemukan pada kelompok usia muda dan produktif. Peningkatan ini menjadi bukti nyata bahwa modernisasi kota, jika tidak diimbangi dengan edukasi kesehatan yang masif, dapat menciptakan bom waktu masalah kesehatan publik.
2. Inovasi Lokal: Bakpia Kukus Kelor
Salah satu strategi pencegahan diabetes dapat ditempuh melalui inovasi pangan sehat berbasis bahan lokal. Contohnya, pengembangan bakpia kukus kelor, yang memadukan kearifan lokal dengan inovasi modern.
Daun kelor dikenal memiliki kandungan antioksidan, vitamin, dan mineral yang bermanfaat dalam menurunkan risiko penyakit degeneratif, termasuk diabetes. Produk inovatif ini tidak hanya menambah pilihan makanan sehat, tetapi juga sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat.
3. Peluang Ekonomi bagi UMKM
Inovasi bakpia kukus kelor membuka peluang besar bagi UMKM untuk memperluas pasar sekaligus meningkatkan pendapatan. Dengan memanfaatkan bahan baku lokal seperti daun kelor, biaya produksi dapat ditekan karena bahan mudah didapat dan relatif murah.
Kerja sama antara petani kelor dan produsen bakpia kukus menciptakan rantai pasok yang berkelanjutan. Petani memperoleh pasar stabil, sementara produsen mendapatkan bahan baku berkualitas dengan harga kompetitif. Seiring meningkatnya permintaan, UMKM dapat memperluas kapasitas produksi, menciptakan lapangan kerja baru, dan mendukung pengurangan pengangguran.
Selain itu, produk inovatif ini juga berpotensi menjadi atraksi wisata kuliner yang mendukung sektor pariwisata. Dengan adopsi teknologi digital, UMKM dapat menjangkau pasar lebih luas melalui promosi online, marketplace, dan media sosial. Kolaborasi lintas sektor—pemerintah, swasta, hingga akademisi—akan memperkuat ekosistem bisnis sekaligus mengakselerasi pertumbuhan UMKM.
4. Tren Pasar dan Permintaan Konsumen
Generasi muda dan kaum urban semakin memprioritaskan produk makanan sehat, alami, dan kaya nutrisi. Bakpia kukus kelor hadir sebagai solusi inovatif yang memenuhi kebutuhan ini dengan memadukan cita rasa tradisional dan nilai gizi modern.
Selain pasar domestik, produk ini juga memiliki potensi ekspor. Permintaan global terhadap makanan sehat terus meningkat, dan keunikan bakpia kukus kelor menjadi daya tarik tersendiri. Produk yang dihasilkan dengan prinsip keberlanjutan dan pemberdayaan petani lokal juga akan lebih dihargai oleh konsumen modern yang peduli pada etika produksi.
Dengan strategi pemasaran digital yang tepat, bakpia kukus kelor dapat berkembang menjadi produk unggulan di pasar nasional maupun internasional.
5. Dampak Sosio-Ekonomi: Beban Tersembunyi bagi Kota
Lonjakan kasus diabetes membawa dampak besar pada aspek sosial dan ekonomi kota. Dari sisi ekonomi, biaya pengobatan diabetes dan komplikasinya (seperti penyakit jantung, gagal ginjal, dan stroke) sangat tinggi, membebani anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan keuangan pribadi pasien.
Ketika penderita berasal dari usia produktif, produktivitas kerja menurun akibat absensi dan penurunan performa. Hal ini mengurangi output ekonomi kota. Dari sisi sosial, diabetes menurunkan kualitas hidup pasien dan menambah beban psikologis keluarga.
Sistem kesehatan publik, terutama Puskesmas, harus menanggung beban layanan yang semakin berat, mulai dari skrining, konsultasi, hingga pengelolaan pasien dengan komplikasi. Dengan demikian, diabetes bukan hanya isu kesehatan individu, tetapi juga masalah pembangunan kota yang mengancam keberlanjutan fiskal dan sosial.
C. Penutup
Secara keseluruhan, peningkatan kasus Diabetes Melitus di Surabaya merupakan alarm serius atas konsekuensi perubahan gaya hidup urban yang tidak diimbangi literasi kesehatan memadai. Masalah ini bukan sekadar angka statistik, tetapi representasi ancaman nyata terhadap produktivitas ekonomi dan kesejahteraan sosial warga.
Upaya Pemerintah Kota Surabaya melalui program deteksi dini dan kampanye hidup sehat merupakan langkah awal yang patut diapresiasi, namun belum cukup untuk membendung laju epidemi. Kunci keberhasilan terletak pada pendekatan kolaboratif multisektor, yang tidak hanya berfokus pada aspek kuratif, tetapi juga mengubah perilaku dan lingkungan masyarakat secara fundamental.
Perang melawan diabetes di Surabaya adalah tanggung jawab bersama. Sinergi pemerintah, swasta, akademisi, komunitas, dan pelaku usaha lokal akan menjadi fondasi bagi ekosistem kesehatan yang berkelanjutan. Jika berhasil, Surabaya berpotensi menjadi model kota sehat di Indonesia yang mampu mengendalikan beban PTM sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.
D. Referensi
- Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2023). Rilis Data Penyakit Tidak Menular Semester 1 Tahun 2023.
- Antara Jatim. (2023, 14 Juli).
Komentar