Operasi Kemanusiaan Nasional Digelar Tanpa Jeda, Distribusi Logistik Dilakukan via Darat, Laut, dan Udara
Kamis|04 Desember 2025|Pukul|16:00|WIB
Mediapatriot.co.id|Jakarta|Berita Terkini – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman kembali menegaskan komitmen pemerintah dalam mempercepat penanganan bencana banjir yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Pada Kamis (4/12/2025), Mentan secara resmi melepas konvoi kemanusiaan berisi 207 truk logistik senilai Rp34,8 miliar dari Jakarta menuju tiga provinsi terdampak.
Pengiriman dalam jumlah besar ini merupakan bagian dari total bantuan Kementerian Pertanian dan mitra strategis yang mencapai Rp75 miliar, dan menjadi bagian integral dari operasi kemanusiaan berskala nasional yang sedang berlangsung di Sumatra.
Bantuan Siap Saji untuk Fase Darurat
Dalam pernyataannya, Mentan Amran menjelaskan bahwa seluruh bantuan dirancang untuk menjawab kebutuhan paling mendesak masyarakat di pengungsian.
Barang-barang yang dikirim meliputi beras, minyak goreng, gula, air mineral, susu, sosis, mie instan, sarden, kopi, teh, serta kebutuhan sandang seperti pakaian, pembalut, dan telur.

“Ini barang-barang yang dibutuhkan saudara-saudara kita dalam fase tanggap darurat. Banyak yang kehilangan tempat tinggal dan akses pangan. Maka bantuan harus bersifat cepat saji, tersedia, dan menjangkau titik-titik yang sulit,” ujar Mentan.
Bantuan tersebut merupakan hasil konsolidasi cadangan pemerintah, sumbangan pegawai Kementan, serta kontribusi berbagai mitra usaha yang turut memperlihatkan solidaritas nasional.
Beberapa mitra bahkan memberikan bantuan dalam jumlah besar, seperti beras 25 ton, minyak goreng 35 ton, dan gula 38 ton yang hari ini dimobilisasi dalam konvoi.
Didistribusikan Melalui Jalur Laut dan Udara
Untuk mempercepat pengiriman, Kementan menggunakan dua jalur utama: laut dan udara. Sejumlah kapal perang TNI Angkatan Laut dikerahkan, sementara pesawat Hercules A-1333 diterbangkan dari Bandara Halim menuju Padang, membawa bantuan tahap awal yang ditujukan bagi wilayah terisolasi.
Sebanyak tiga truk bantuan—setara tiga ton logistik—dilepas terlebih dahulu melalui jalur udara untuk memastikan titik-titik rawan segera menerima persediaan pangan.
“Di Tapanuli Tengah kami melihat langsung situasi di lapangan. Masih ada kebutuhan tambahan beras.
Kami sudah ACC penyaluran 5.000 ton beras, dan kami tambah cadangan hingga tiga kali lipat agar tidak ada satu warga pun yang kekurangan pangan,” tegas Mentan.
Rp107,6 Miliar Bantuan Sudah dan Sedang Disalurkan
Sebelumnya, Kementan telah menyalurkan berbagai bantuan besar:
Rp3 miliar untuk masyarakat Tapanuli Tengah
5.000 ton beras dan Rp7,16 miliar minyak goreng untuk Aceh
Total bantuan yang telah dan sedang berjalan kini mencapai Rp107,6 miliar
Dalam banyak kunjungan lapangan, Mentan menyoroti ketangguhan serta kedisiplinan warga yang antre bantuan tanpa syarat administrasi.
Ia menekankan bahwa distribusi harus humanis, cepat, dan tidak dibebani prosedur berbelit.
“Saudara-saudara kita di daerah terisolasi harus dijangkau dengan helikopter.
Kemarin kami melihat sendiri bagaimana masyarakat antre tertib tanpa syarat KTP. Itulah sebabnya birokrasi tidak boleh menghambat,” ucapnya.
Operasi Kemanusiaan 24 Jam Nonstop
Untuk memastikan seluruh alur distribusi berjalan efektif, Kementan dan Bapanas menugaskan Satgas gabungan yang kini beroperasi di tiga provinsi.
Seluruh satuan kerja daerah ditetapkan sebagai posko resmi untuk membantu percepatan penyaluran bantuan.
Mentan juga memastikan bahwa stok nasional dalam kondisi aman, dengan cadangan beras mencapai 3,8 juta ton—tertinggi sepanjang sejarah.
“Beras sudah berada di provinsi masing-masing.
Begitu ada permintaan dari gubernur atau wali kota, langsung kami kirimkan.
Ini operasi kemanusiaan, tidak boleh ada jeda,” tegasnya.
Solidaritas Nasional dalam Masa Darurat
Di akhir pernyataannya, Mentan Amran menekankan bahwa seluruh aparat pemerintah berada dalam status siaga penuh untuk mendukung pemulihan Sumatra.
Situasi darurat menuntut kecepatan, empati, serta kehadiran pemerintah di tengah masyarakat.
“Saudara-saudara kita tidak punya waktu menunggu.
Ini darurat. Semua tim bekerja 24 jam. Kami tetap di lapangan sampai seluruh distribusi selesai,” pungkasnya.
(Redaksi|Mediapatriot.co.id|Ramlan)












Komentar