Bengkulu, Mediapatriot.co.id – Aliansi Masyarakat Bengkulu Bersatu (AMBB) bersama Aliansi Selamatkan Bengkulu Selatan (ASBS) menggelar aksi damai di depan kantor Kejaksaan Tinggi (Kejati) dan Kepolisian Daerah (Polda) Bengkulu pada Kamis, 18 September 2025. Aksi tersebut digelar sebagai bentuk dukungan sekaligus desakan kepada aparat penegak hukum agar segera menindaklanjuti permasalahan yang melibatkan Gubernur Bengkulu dalam sejumlah dugaan penyimpangan.

Sejak pagi, ratusan peserta aksi terlihat membawa berbagai spanduk dan poster bertuliskan tuntutan transparansi serta keadilan hukum. Mereka mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas berbagai kasus yang selama ini diduga melibatkan pejabat di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu.
Beberapa poin tuntutan yang disuarakan antara lain: usut tuntas kasus Mega Mall Bengkulu, program Samisake, bansos Kota Bengkulu, PDAM Kota Bengkulu, serta dugaan pungutan liar (pungli) sebesar 2,5 persen dari potongan gaji ASN di lingkungan Pemprov Bengkulu.
Ketua Aliansi Selamatkan Bengkulu Selatan (ASBS), Herman Lufti, dalam orasinya di depan massa menegaskan bahwa aksi tersebut dilakukan secara damai dan bermartabat.
“Kami datang bukan untuk menimbulkan kericuhan, melainkan untuk mengawal proses hukum yang sedang berjalan. Kami percaya aparat penegak hukum di Bengkulu mampu bekerja secara profesional dan transparan,” ujar Herman di hadapan peserta aksi.
Ia menambahkan, masyarakat menaruh harapan besar agar Kejaksaan Tinggi Bengkulu benar-benar memproses laporan yang sudah disampaikan oleh berbagai elemen masyarakat.
“Harapan kami, kasus ini dapat diselesaikan dengan cepat agar nama baik daerah dan pemerintah tetap terjaga,” lanjutnya.
Dalam pernyataannya, Herman Lufti juga mengungkapkan bahwa pihak Kejati Bengkulu telah menerima aspirasi mereka dan berkomitmen menindaklanjuti laporan yang diajukan. Namun, ia menegaskan bahwa masyarakat akan terus mengawal proses tersebut hingga ada langkah konkret dari aparat penegak hukum.
“Terkait laporan di Kejati, mereka menyatakan siap untuk menindaklanjuti semua yang kita sampaikan. Namun, kami berharap agar proses ini tidak berhenti di meja birokrasi,” tegas Herman.
Menurutnya, sejumlah kasus yang mereka soroti telah berlangsung cukup lama tanpa adanya kejelasan penyelesaian hukum. Salah satunya adalah kasus Mega Mall Bengkulu, yang menurut Herman memiliki keterkaitan dengan masa jabatan Helmi Hasan saat menjabat sebagai Wali Kota Bengkulu selama sepuluh tahun.
“Diduga kuat Helmi Hasan mengetahui permasalahan itu. Karena itu, kami mendesak agar pihak Kejati dan Polda Bengkulu segera memproses hukum siapa pun yang terlibat, termasuk pejabat yang memberikan perintah dalam kasus tersebut,” ungkapnya di tengah massa yang terus menyerukan “usut tuntas!”.
Aksi yang berlangsung tertib tersebut mendapat pengawalan dari aparat kepolisian untuk memastikan jalannya kegiatan berlangsung aman. Massa aksi bergantian menyampaikan aspirasi mereka melalui pengeras suara sambil membentangkan spanduk bertuliskan “Bengkulu Butuh Keadilan” dan “Hukum Harus Tegak Tanpa Pandang Bulu”.
Selain menyoroti kasus dugaan korupsi dan penyimpangan keuangan daerah, AMBB dan ASBS juga menilai bahwa lemahnya pengawasan serta kurangnya transparansi di lingkup pemerintahan menjadi akar dari persoalan tersebut. Mereka mendesak agar penegak hukum tidak ragu dalam menindak siapa pun yang terbukti bersalah, termasuk pejabat tinggi sekalipun.
Herman Lufti menegaskan bahwa aksi damai ini bukanlah yang terakhir. Pihaknya akan terus menggelar aksi lanjutan jika tidak ada perkembangan nyata dari pihak berwenang.
“Kami akan tetap turun ke jalan bila indikasi penyalahgunaan wewenang dan penundaan proses hukum terus terjadi. Masyarakat Bengkulu berhak mendapatkan keadilan dan kebenaran,” tegasnya.
Ia juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat Bengkulu Selatan dan sekitarnya untuk ikut serta dalam mengawal jalannya proses hukum tersebut. Menurutnya, partisipasi publik penting agar transparansi dan akuntabilitas pemerintah tetap terjaga.
“Bila masyarakat diam, maka penegakan hukum akan terus lemah. Kita harus terus bersuara agar keadilan benar-benar ditegakkan di Bumi Rafflesia ini,” pungkas Herman Lufti di akhir orasinya.
Aksi damai AMBB dan ASBS hari itu ditutup dengan doa bersama dan pernyataan sikap yang menegaskan komitmen mereka untuk mendukung langkah penegakan hukum tanpa intervensi politik atau kepentingan kelompok tertentu. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah menyampaikan aspirasi di dua titik, yaitu kantor Kejati dan Polda Bengkulu.
(RED)






















Komentar